KritikaN MembinA KekuataN DijanA

Sunday, January 31, 2010

Tanda-tanda kematangan

Anda dapat bertenang dan bersabar seandainya hajat anda tidak tercapai. Anda mampu menyembunyikan perasaan anda yang luka dan tersinggung oleh seseorang dalam kumpulan dan berlaku sebagai biasa. Anda tidak merasa iri hati bila melihat orang lain dipuji dan disanjung.

Anda dapat menghadapi kebencian orang yang anda benar-benar merasa tidak sewajar dengan mereka. Anda mampu menguasai nafsu gelojoh walaupun anda ingin mendapat perkara yang anda fikir boleh dapat. Anda dapat menahan rasa sakit hati dan malu seandainya anda tidak dapat hidup setaraf dengan rakan sejawat anda yang lain.

Anda terus berlaku adil dan saksama walaupun suasana sekeliling menghalang maksud anda. Anda dapat menerima kritik atau salah faham orang tanpa memperbesar-besarkannya. Anda memandang jauh kedepan, umpamanya dengan sabar menangung kesusahan demi kepentingan masa depan, tanpa merasa resah, bimbang dan ragu.

Anda memberi persetujuan kepada pendapat- pendapat yang anda tidak setujui dalam perdebatan tanpa merasa sakit hati atau tidak senang. Anda berbahagia bersendirian dengan mempunyai satu kegemaran atau hobi yang benar-benar anda minati. Anda mengaku dengan jujur tidak tahu bila anda betul-betul tidak tahu, tanpa merasa malu.

Anda menghadapi orang-orang tua atau orang- orang yang lebih berpengaruh tanpa sentiasa berusaha untuk menimbulkan kesan-kesan negatif. Anda akan cuba melakukan sesuatu dengan sederhana bukannya berlebih-lebihan untuk menunjukkan bahawa anda dapat melakukannya dengan lebih sempurna. Anda dapat mendahulukan kepentingan orang lain walaupun anda tidak merasa senang kerananya.

Anda boleh berlaku wajar dan saksama terhadap orang-orang yang tidak anda sukai. Anda dapat mengujudkan rasa kasih-sayang, cinta atau boleh bersahabat tanpa mendapat tempat yang utama dalam hidup mereka.

Sekiranya anda lelaki, anda dapat bekerjasama atau bersahabat dengan wanita tanpa berfikir bahawa anda adalah lelaki yang jadi idaman setiap wanita.
Sekiranya anda wanita, anda dapat bekerjasama atau bersahabat dengan orang lelaki secara jujur.

Sunday, January 24, 2010

Hati dan Lisan

Ibnu Jarir Dalam tafsirnya "At-Thabari" menyebutkan bahwa dahulu ada seorang budak Habasyi (Etiopia) yang berkulit hitam legam, lalu tuannya berkata padanya:

"Wahai budakku, sembelihlah kambing ini, lalu keluarkanlah dua organ tubuhnya yang paling baik"

Maka diapun menyembelih kambing tersebut lalu dia keluarkan lidah dan hatinya, maka si tuan pun terdiam beberapa saat, kemudian dia kembali berkata:

"Sekarang sembelihlah kambing ini lalu keluarkanlah dua organ tubuhnya yang paling buruk, maka diapun menyembelih kambing tersebut lalu dia keluarkan lidah dan hatinya, maka si tuan pun berkata:

"Aku telah memintamu untuk mengeluarkan dua organ tubuh yang paling baik lalu kamu pun mengeluarkan lidah dan hati, kemudian aku memintamu untuk mengeluarkan dua organ tubuh yang paling buruk lalu kamu pun mengeluarkan lidah dan hati?"

Maka budak itu pun menjawab:

Kerana sesungguhnya tidak ada organ tubuh yang lebih baik dari keduanya jika keduanya baik, dan tidak ada organ tubuh yang lebih buruk dari keduanya jika keduanya buruk".

Sungguh.. !
Apa yang telah dilakukan oleh budak tersebut sangatlah benar, dia telah memilih lidah dan hati sebagai organ tubuh yang paling baik sekaligus juga yang paling buruk.

Yang pertama: Lidah.

Lidah..
Ibarat sebuah senjata atau pisau yang memiliki dua mata yang sangat tajam. Jika dia tidak menggunakannya dengan baik, maka senjata itu akan melukai orang lain atau melukai dirinya sendiri. Demikian juga lidah, jika seseorang tidak menggunakannya dalam kebaikan maka pasti dia akan terjerumus dalam keburukan.

Salah seorang sahabat yang bernama Sofyan bin Abdullah pernah bertanya pada Rasulullah SAW: wahai Rasulullah, beritahukanlah padaku tentang satu perkara yang harus aku pegang teguh? Lalu beliau menjawab:
قل امنت بالله ثم استقم

Katakanlah: "Aku beriman pada Allah, kemudian beristiqomahlah"

Lalu sahabat itu kembali bertanya: Wahai Rasulullah, apakah yang paling engkau takutkan dariku? Kemudian Rasulullah memegang lidahnya sambil berkata: ini. Berapa banyak perselisihan yang terjadi antara dua orang teman yang diakibatkan oleh lidah, berapa banyak perceraian atau pertengkeran yang terjadi antara dua orang suami isteri yang diakibatkan oleh lidah, berapa banyak tawuran masal antara dua sekolah atau dua desa yang terjadi yang diakibatkan oleh lidah dan masih banyak lagi keburukan-keburukan lainnya yang disebabkan oleh lidah ini, entah itu berupa perkataan dusta, ghibah (menggunjing orang lain), namimah (mengadu domba), saksi palsu, mencela, mencerca dan lain sebagainya.

Benarlah sabda Rasulullah SAW:

من كان يؤمن بالله و اليوم الآخر فليقل خيرا أو ليصمت

"Barang siapayang beriman pada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia berkata yang baik atau diam"

Salah seorang penyair Arab berkata:

وجرح السيف تدمله فيبرا ويبقى الدهر ما جرح اللسان

"Luka karena pedang jika kamu balut maka diapun akan kembali sembuh dan akan lekang sepanjang masa luka yang diakibatkan oleh lisan"

Oleh karena itu, marilah kita jaga lisan kita, jangan sampai lisan kita tergelincir dengan mengeluarkan kata-kata yang dapat mendatangkan kemurkaan Allah Ta'aala atau keburukan bagi orang lain. jangan sampai amal ibadah yang kita lakukan sia-sia belaka karena perkataan yang keluar dari mulut kita. Kemudian yang kedua: hati Sungguh manusia itu tergantung pada hatinya, sebab hati itu memberi komando kepada seluruh anggota tubuh, dari mulai akal pikiran, mata, telinga dan lain sebagainya. Oleh karena itu apabila hatinya baik maka akan baik pulalah anggota tubuh yang lainnya, tetapi apabila jahat maka binasalah semua anggota tubuh yang lainnya.

Rasulullah SAW bersabda:
ألا و إن في الجسد مضغة إذا صلحت صلح الجسد كله و إذا فسدت فسد الجسد كله ألا وهي القلب

"Ketahuilah bahwa sesungguhnya dalam hati itu ada segumpal daging, apabila ia baik maka akan baik pulalah seluruh tubuhnya, namun apabila ia rusak maka akan rusak pulalah seluruh tubuhnya, ketahuilah bahwa (segumpal daging itu) adalah hati"

Hadits tersebut menunjukkan bahwa hati adalah barometer kebaikan dan keburukan tubuh seseorang. Oleh karena itu marilah kita jaga hati kita, jangan sampai kita kotori dengan noda-noda dosa yang dapat menutupi cahayanya. Karena semakin banyak dosa yang kita lakukan, maka akan semakin banyak noda hitam yang menutup hati kita, hingga akhirnya hidayah Allah pun tidak dapat masuk dalam hati kita. Juga marilah kita bertaubat pada Allah SWT dengan sebenar-benarnya taubat atas segala kesalahan yang telah kita lakukan, karena setiap diantara kita pasti telah melakukan kesalahan:

كلكم خطاؤون وخير الخطائين التوابون

"Setiap orang dari kalian pasti berbuat dosa, dan sebaik-baik orang yang berbuat dosa adalah yang bertaubat"


Juga dalam hadits lain disebutkan bahwa hanya dengan taubat inilah hati kita dapat kembali bercahaya dan memancarkan sinarnya.


Rasulullah SAW bersabda:
إن العبد إذا أذنب ذنبا كانت نكتة سوداء في قلبه، فإن تاب منها صقل قلبه، وإن زاد زادت،

"Sesungguhnya seorang hamba itu jika melakukan satu dosa maka akan meninggalkan satu noda hitam dalam hatinya, dan jika dia bertaubat maka hatinyapun akan kembali dibersihkan, namun jika bertambah (perbuatan dosanya) maka akan bertambah (pula) noda-nodanya"

Demikianlah, secebis peringatan bagi kita. Mudah-mudahan yang sedikit ini bermanfaat buat semua.


Saturday, January 23, 2010

Renungkanlah Hawa


Hawa,
Sedarkah engkau sebelum datangnya sinar islam, kita dizalimi, hak kita dicerobohi, kita ditanam hidup-hidup, tiada penghormatan walau secebis oleh kaum adam, tiada nilaian dimata adam, kita hanya sebagai alat untuk memuaskan hawa nafsu mereka. Tapi kini bila rahmat islam menyelubungi alam bila sinar islam berkembang, darjat kita diangkat ,maruah kita terpelihara, kita dihargai dan di pandang mulia, dan mendapat tempat di sisi Allah sehingga tiada sebaik-baik hiasan didunia ini melainkan wanita solehah.

Wahai Hawa,
Kenapa engkau tak menghargai nikmat iman dan islam itu? Kenapa mesti engkau kaku dalam mentaati ajaranNya, kenapa masih segan mengamalkan isi kandungannya dan kenapa masih was-was dalam mematuhi perintahNya? Wahai Hawa,Tangan yang mengoncang buaian bisa mengoncang dunia, sedarlah hawa kau bisa mengoncang dunia dengan melahirkan manusia yang hebat yakni yang soleh solehah, kau bisa mengegar dunia dengan menjadi isteri yang taat serta memberi dorongan dan sokongan pada suami yang sejati dalam menegakkan islam di mata dunia. Tapi hawa jangan sesekali kau cuba mengoncang keimanan lelaki dengan lembut tuturmu, dengan ayu wajahmu, dengan lengguk tubuhmu. Jangan kau menghentak-hentak kakimu untuk menyatakan kehadiranmu.

Jangan Hawa ,
jangan sesekali cuba menarik perhatian kaum adam yang bukan suamimu. Jangan sesekali mengoda lelaki yang bukan suamimu, kerna aku khuatir ia mengundang kemurkaan dan kebencian Allah. Tetapi memberi kegembiraan pada syaitan kerana wanita adalah jala syaitan, alat yang di eksploitasikan oleh syaitan dalam menyesatkan Adam.

Hawa,
Andai engkau masih remaja, jadilah anak yang solehah buat kedua ibubapamu, andai engkau sudah bersuami jadilah isteri yang meringankan beban suamimu, andai engkau seorang ibu didiklah anakmu sehingga ia tak gentar memperjuangkan ad-din Allah.

Hawa,
Andai engkau belum berkahwin, jangan kau risau akan jodohmu, ingatlah hawa janji tuhan kita , wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik. Jangan mengadaikan maruahmu hanya semata-mata kerana seorang lelaki, jangan memakai pakaian yang menampakkan susuk tubuhmu hanya untuk menarik perhatian dan memikat kaum lelaki, kerana kau bukan memancing hatinya tapi merangsang nafsunya. Jangan memulakan pertemuan dengan lelaki yang bukan muhrim kerana aku khuatir dari mata turun ke hati, dari senyuman membawa ke salam, dari salam cenderung kepada pertemuan dan dari pertemuan..takut lahirnya nafsu kejahatan yang menguasai diri.

Hawa,
Lelaki yang baik tidak melihat paras rupa, lelaki yang soleh tidak memilih wanita melalui keseksiannya, lelaki yang warak tidak menilai wanita melalui keayuaannya, kemanjaannya ,serta kemampuannya mengoncang iman mereka. Tetapi hawa, lelaki yang baik akan menilai wanita melalui akhlaknya, peribadinya, dan ad-dinnya. Lelaki yang baik tidak menginginkan sebuah pertemuan dengan wanita yang bukan muhrimnya kerana dia takut menberi kesempatan pada syaitan untuk mengodanya. Lelaki yang warak juga tak mahu bermain cinta sebabnya dia tahu apa matlamat dalam sebuah hubungan antara lelaki dan wanita yakni perkahwinan.

Oleh itu Hawa,
Jagalah pandanganmu ,jagalah pakaianmu, jagalah akhlakmu, kuatkan pendirianmu. Andai kata ditakdirkan tiada cinta dari Adam untukmu, cukuplah hanya cinta Allah menyinari dan memenuhi jiwamu, biarlah hanya cinta kedua ibubapamu yang memberi hangatan kebahagiaan buat dirimu, cukuplah sekadar cinta adik beradik serta keluarga yang akan membahagiakan dirimu.

Hawa,
Cintailah Allah dikala susah dan senang kerana kau akan memperolehi cinta dari insane yang juga menyintai Allah. Cintailah kedua ibubapamu kerana kau akan perolehi keredhaan Allah. Cintailah keluargamu kerana tiada cinta selain cinta keluarga. Hawa ,Ingatanku yang terakhir, biarlah tangan yang mengoncang buaian ini bisa mengoncang dunia dalam mencapai keredhaan Illahi. Jangan sesekali tangan ini juga yang mengoncang keimanan kaum Adam, kerana aku sukar menerimanya dan aku benci mendengarnya.

Saturday, January 16, 2010

Alamat Mati Dalam Husnulghathimah (keadaan baik)

:: TAZKIRAH ::

Alamat mati dalam Husnulghathimah (keadaan baik)

1. Sempat mengucap dua kalimah syahadah.

2. Berpeluh didahi. Sabda Rasulullah:
"Bahawa matinya seseorang mukmin itu dengan kelaurnya peluh didahi", Riwayat oleh Ahamd dan Termidzi.

3. Mati pada malam atau hari Jumaat. Sabda Rasulullah
"Tidak seorang muslim pun yang mati pada hari atau malam Jumaat melainkan Allah akan menjaganya dari fitnah kubur ".

4. Mati di medan perang keran membela agama Allah.

5. Bagi orang yang mati syahid ada 6 kelebihan:
a. Akan diampuni dengan serta merta dosanya serta diperlihatkan tempat duduknya disyurga (kecuali mereka yang masih ada
urusan hutang).
b. Diselamatkan dari seksa kubur.
c. Aman dari ketakutan yang teramat besar dan dahsyat.
d. Diperhiasi dengan iman.
e. Dikahwinkan dengan bidadari (semiskin - miskin paling kurang ialah 49 bidadari).
f. Dapat memberi syafaat kepada 70 orang keluarganya. Riwayat oleh Termizi, Ahamd dan Ibnu Majah.

6. Mati kerana melhirkan anak.

7. Mati kerana taun, Sabda Rasulullah,
"taun itu satu kematian syahid bagi setiap mukmin". (Hendakalh ia sabar dan redha menanggungnya. Riwayat oleh Muslim.

8. Mati akibat sakit perut maka ia mati syahid, sabda Rasulullah,
"Dan barang siapa mati kerana sakit perut maka ia mati syahid".Riwayat oleh Muslim.

9. Mati tengelam dan tertimbus oleh bangunan.

10.Mati terbakar. Riwayat Tabrani.

11.Mati dalam nifas. Riwayat At Tabrani.

12.Mati kerana sakit TB. Sabda Rasulullullah,
"orang yang mati kerana menanggung penyakit kurus kering ia mati syahid". Riwayat Tabrani.

13.Mati akibat luka perang di jalan Allah. Sabda Rasulullah
"Barang siapa yang luka kerana perang di jalan Allah itu mati, maka beerti ia syahid, atau kena pijak oleh unta atau kudanya atau ia mati ditempat tidurnya (setelah berperang itu) dengan sebab apa - apa pun yang dikehendaki oleh Allah, maka sesungguhnya ia adalah mati syahid dan akan masuk syurga". Riwayat Daud.

14.Mati mempertahankan harta(harta yg baik punca). Riwayat Bokhari.

15.Mati kerana mempertahankan diri. Sabda Rasulullah
"Barang siapa terbunuh kerana mempertahankan darahnya (dirinya) maka ianya mati syahid ". Riwayat Abu Daud.

16.Mati dalam bersiap - siap untuk berperang dijalan Allah.

17.Mati ketika sedang beramal soleh seperti sedang menuntut ilmu (ilmu yang dibolehkan oleh Islam) dimasjid atau sedang berdakwah.

18.Berkata Abu Laith, "Barangsiapa yang ingin selamat dari seksa kubur maka haruslah ia melazimi 4 perkara dan meninggalakan
4 perkara:
a. Mejaga sembahyang 5 waktu.
b. Banyak bersedekah.
c. Banyak membaca Al Quran.
d. Banyak bertasbih/zikir.

Dan hendaklah ia meninggalkan:

1.. Meninggalkan dusta.
2.. Meninggalakan sifat khianat.
3.. Meninggalkan sifat mengadu - domba.
4.. Menjaga Kencingnya. (bersopan)

*Insya-Allah


Friday, January 15, 2010

Langkah Syaitan Menelanjangi Wanita

>> Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

>> Syaitan dalam menggoda manusia memiliki berbagai cara strategi, dan
>> yang sering dipakai adalah dengan memanfaatkan hawa nafsu, yang
>> memang memiliki kecenderungan mengajak kepada keburukan
>> (ammaratun bis su'). Syaitan seakan mengetahui kecenderungan nafsu
>> kita, dia terus berusaha agar manusia keluar dari garis yang telah
>> ditentukan Allah, termasuk melepaskan hijab atau pakaian muslimah.

>> Berikut adalah cara bertahap:

>> I. Menghilangkan Definisi Hijab
>> Dalam tahap ini syaitan membisikkan kepada para wanita, bahawa
>> pakaian apapun termasuk hijab (penutup) itu tidak ada kaitannya
>> dengan agama, ia hanya sekadar pakaian atau gaya hiasan bagi para
>> wanita. Jadi tidak ada pakaian syar'i, pakaian, dengan apa pun
>> bentuk dan namanya tetap pakaian.

>> Sehingga akibatnya, ketika zaman telah berubah, atau kebudayaan
>> manusia telah berganti, maka tidak ada masalah pakaian ikut ganti
>> juga. Demikian pula ketika seseorang berpindah dari suatu negeri ke
>> negeri yang lain, maka harus menyesuaikan diri dengan pakaian
>> penduduknya, apapun yang mereka pakai. Berbeza halnya jika
>> seorang wanita berkeyakinan, bahawa hijab adalah pakaian syar'i
>> (identiti keislaman), dan memakainya adalah ibadah bukan sekadar
>> gaya ( fesyen ). Biarpun hidup bila saja dan di mana saja, maka hijab
>> syar'i tetap dipertahankan.

>> Apabila seorang wanita masih bertahan dengan prinsip hijabnya,
>> maka syaitan beralih dengan strategi yang lebih halus. Caranya?

>> Pertama, Membuka Bahagian Tangan
>> Telapak tangan mungkin sudah kebiasaannya terbuka, maka syaitan
>> membisikkan kepada para wanita agar ada sedikit peningkatan model
>> yakni membuka bahagian hasta (siku hingga telapak tangan). "Ah tidak
>> apa-apa, kan masih pakai jilbab dan pakai baju panjang? Begitu
>> bisikan syaitan. Dan benar si wanita akhirnya memakai pakaian model
>> baru yang menampakkan tangannya, dan ternyata para lelaki
>> melihatnya juga seperti biasa saja. Maka syaitan berbisik," Tu.. tidak
>> apa-apa kan?


>> Kedua, Membuka Leher dan Dada
>> Setelah menampakkan tangan menjadi kebiasaan, maka datanglah
>> syaitan untuk membisikkan perkara baru lagi. "Kini buka tangan sudah
>> menjadi lumrah, maka perlu ada peningkatan model pakaian yang lebih
>> maju lagi, yakni terbuka bahagian atas dada kamu." Tapi jangan sebut
>> sebagai pakaian terbuka, hanya sekadar sedikit untuk mendapatkan
>> hawa, agar tidak panas. Cubalah! Orang pasti tidak akan peduli,
>> sebab hanya sebahagian kecil sahaja yang terbuka.

>> Maka dipakailah pakaian fesyen terbaru yang terbuka bahagian leher
>> dan dadanya dari yang fesyen setengah lingkaran hingga yang fesyen
>> bentuk huruf "V" yang tentu menjadikan lebih terlihat lagi bahagian
>> sensitif lagi dari dadanya.

>> Ketiga, Berpakaian Tapi Telanjang


>> Syaitan berbisik lagi, "Pakaian mu hanya gitu-gitu saja, tak "cool"
>> cari fesyen atau bahan lain yang lebih bagus! Tapi apa ya? Si wanita
>> berfikir. "Banyak fesyen dan kain yang agak tipis, lalu bentuknya
>> dibuat yang agak ketat biar lebih sedap/cantik dipandang," syaitan
>> memberi idea baru.

>> Maka tergodalah si wanita, di carilah fesyenpakaian yang ketat dan
>> kain yang tipis bahkan transparent. "Mungkin tak ada masalah, kan
>> potongan pakaiannya masih panjang, hanya bahan dan fesyennya saja
>> yang agak berbeza, biar nampak lebih feminin," begitu dia
>> menokok-nambah. Walhasil pakaian tersebut akhirnya membudaya
>> di kalangan wanita muslimah, makin hari makin bertambah ketat dan
>> transparent, maka jadilah mereka wanita yang disebut oleh Nabi
>> sebagai wanita kasiyat 'ariyat (berpakaian tetapi telanjang).

>> Keempat, Agak di Buka Sedikit


>> Setelah para wanita muslimah mengenakan pakaian yang ketat, maka
>> syaitan datang lagi. Dan sebagaimana biasanya dia menawarkan idea
>> baru yang sepertinya "cool" dan "vogue", yakni dibisiki wanita itu,
>> "Pakaian seperti ini membuat susah berjalan atau duduk, soalnya
>> sempit, apa tak sebaiknya di belah hingga lutut atau mendekati
>> paha?" Dengan itu kamu akan lebih selesa, lebih kelihatan lincah dan
>> energik." Lalu dicubalah idea baru itu, dan memang benar dengan
>> dibelah mulai dari bahagian bawah hingga lutut atau mendekati paha
>> ternyata membuat lebih selesa dan leluasa, terutama ketika akan
>> duduk atau naik kenderaan. "Yah.... tersingkap sedikit tak apa-apa
>> lah, yang penting enjoy," katanya.


>> Inilah tahapan awal syaitan merosak kaum wanita, hingga tahap ini
>> pakaian masih tetap utuh dan panjang, hanya fesyen, corak, potongan
>> dan bahan saja yang dibuat berbeza dengan hijab syar'i yang
>> sebenarnya. Maka kini mulailah syaitan pada tahap berikutnya.

>> II. Terbuka Sedikit Demi Sedikit


>> Kini syaitan melangkah lagi, dengan tipu daya lain yang lebih
>> "power", tujuannya agar para wanita menampakkan bahagian aurat
>> tubuhnya.

>> Pertama, Membuka Telapak Kaki dan Tumit


>> Syaitan Berbisik kepada para wanita, "Baju panjang benar-benar
>> tidak selesa, kalau hanya dengan membelah sedikit bahagiannya masih
>> kurang leluasa, lebih elok kalau dipotong sahaja hingga atas mata
>> kaki." Ini baru agak longgar. "Oh...... ada yang yang terlupa, kalau
>> kamu pakai baju sedemikian, maka jilbab yang besar tidak sepadan
>> lagi, sekarang kamu cari jilbab yang kecil agar lebih serasi dan
>> sepadan, ala....... orang tetap menamakannya dengan jilbab."

>> Maka para wanita yang terpengaruh dengan bisikan ini terburu-buru
>> mencari fesyen pakaian yang dimaksudkan. Tak ketinggalan kasut
>> tumit tinggi, yang kalau untuk berjalan, dapat menarik perhatian
>> orang.

>> Kedua, Membuka Seperempat Hingga Separuh Betis
>> Terbuka telapak kaki telah biasa ia lakukan, dan ternyata orang yang
>> melihat juga tidak begitu ambil peduli. Maka syaitan kembali berbisik,
>> "Ternyata kebanyakan manusia menyukai apa yang kamu lakukan,
>> buktinya mereka tidak ada reaksi apa-apa, kecuali hanya beberapa
>> orang. Kalau langkah kakimu masih kurang leluasa, maka cubalah kamu
>> cari fesyen lain yang lebih menarik, bukankah kini banyak skirt
>> separuh betis dijual di pasaran? Tidak usah terlalu terdedah, hanya
>> terlihat kira-kira sepuluh centimetre saja." Nanti kalau sudah biasa,
>> baru kamu cari fesyen baru yang terbuka hingga separuh betis."

>> Benar-benar bisikan syaitan dan hawa nafsu telah menjadi penasihat
>> peribadinya, sehingga apa yang saja yang dibisikkan syaitan dalam
>> jiwanya dia turutkan. Maka terbiasalah dia memakai pakaian yang
>> terlihat separuh betisnya kemana saja dia pergi.



>> Ketiga, Terbuka Seluruh Betis


>> Kini di mata si wanita, zaman benar-benar telah berubah, syaitan
>> telah berhasil membalikkan pandangan jernihnya. Terkadang si
>> wanita berfikir, apakah ini tidak menyelisihi para wanita di masa
>> Nabi dahulu. Namun bisikan syaitan dan hawa nafsu menyahut, "Ah
>> jelas tidak, kan sekarang zaman sudah berubah, kalau zaman dulu
>> para lelaki mengangkat pakaiannya hingga setengah betis, maka
>> wanitanya harus menyelisihi dengan menjulurkannya hingga menutup
>> telapak kaki, tapi kini lain, sekarang banyak lelaki yang menurunkan
>> pakaiannya hingga bawah mata kaki, maka wanitanya harus
>> menyelisihi mereka iaitu dengan mengangkatnya hingga setengah
>> betis atau kalau perlu lebih ke atas lagi, sehingga nampak seluruh
>> betisnya."

>> Tetapi? apakah itu tidak menjadi fitnah bagi kaum lelaki," bersungut.
>> "Fitnah? Ah...... itu kan zaman dulu, di masa itu kaum lelaki tidak suka
>> kalau wanita menampakkan auratnya, sehingga wanita-wanita mereka
>> lebih banyak di rumah dan pakaian mereka sangat tertutup. Tapi
>> sekarang sudah berbeza, kini kaum lelaki kalau melihat bahagian
>> tubuh wanita yang terbuka, malah senang dan mengatakan ooh atau
>> wow, bukankah ini bererti sudah tidak ada lagi fitnah, kerana sama-
>> sama suka? Lihat saja fesyen pakaian di sana-sini, dari yang di pasar
>> malam hingga yang berjenama di pusat membeli belah, semuanya
>> memperagakan fesyen yang dirancang khusus untuk wanita maju di
>> zaman ini. Kalau kamu tidak mengikutinya, akan menjadi wanita yang
>> ketinggalan zaman."

>> Demikianlah, maka pakaian yang menampakkan seluruh betis akhirnya
>> menjadi kebiasaan, apalagi ramai yang memakainya dan sedikit sekali
>> orang yang mempersoalkannya. Kini tibalah saatnya syaitan
>> melancarkan tahap terakhir dari tipu dayannya untuk melucuti hijab
>> wanita.

>> III. Serba Mini


>> Setelah pakaian yang menampakkan betis menjadi pakaian sehari-
>> harian dan dirasa biasa-biasa saja, maka datanglah bisikan syaitan
>> yang lain. "Pakaian memerlukan variasi, jangan yang itu-itu saja,
>> sekarang ini fesyen skirt mini, dan agar sepadan, rambut kepala
>> harus terbuka, sehingga benar-benar kelihatan indah."

>> Maka akhirnya skirt mini yang menampakkan bahagian bawah paha dia
>> pakai, bajunya pun bervariasi, ada yang terbuka hingga lengan
>> tangan, terbuka bahagian dada sekaligus bahagian punggungnya dan
>> berbagai fesyen lain yang serba pendek dan mini. Koleksi pakaiannya
>> sangat beraneka ragam, ada pakaian untuk berpesta, bersosial,
>> pakaian kerja, pakaian resmi, pakaian malam, petang, musim panas,
>> musim sejuk dan lain-lain, tak ketinggalan seluar pendek separuh paha
>> pun dia miliki, fesyen dan warna rambut juga ikut bervariasi,
>> semuanya telah dicuba. Begitulah sesuatu yang sepertinya mustahil
>> untuk dilakukan, ternyata kalau sudah dihiasi oleh syaitan, maka
>> segalanya menjadi serba mungkin dan diterima oleh manusia.

>> Hingga suatu ketika, muncul idea untuk mandi di kolam renang
>> terbuka atau mandi di pantai, di mana semua wanitanya sama, hanya
>> dua bahagian paling ketara saja yang tersisa untuk ditutupi, kemaluan
>> dan buah dada. Mereka semua mengenakan pakaian yang sering
>> disebut dengan "bikini". Kerana semuanya begitu, maka harus ikut
>> begitu, dan na'udzubillah bisikan syaitan berhasil, tujuannya
>> tercapai, "Menelanjangi Kaum Wanita."

>> Selanjutnya terserah kamu wahai wanita, kalian semua sama,
>> telanjang di hadapan lelaki lain, di tempat umum. Aku berlepas diri
>> kalau nanti kelak kalian sama-sama di neraka. Aku hanya menunjukkan
>> jalan, engkau sendiri yang melakukan itu semua, maka tanggung
>> sendiri semua dosamu" Syaitan tak ingin ambil risiko.

>> Penutup
>> Demikian halus, cara yang digunakan syaitan, sehingga manusia
>> terjerumus dalam dosa tanpa terasa. Maka hendaklah kita semua,
>> terutama orang tua jika melihat gejala menyimpang pada anak-anak
>> gadis dan para wanita kita sekecil apapun, segera secepatnya diambil
>> tindakan. Jangan biarkan berlarut-larutan, kerana kalau dibiarkan
>> dan telah menjadi kebiasaan, maka sakan menjadi sukar bagi kita
>> untuk mengatasinya. Membiarkan mereka membuka aurat bererti
>> merelakan mereka mendapatkan laknat Allah, kasihanilah mereka,
>> selamatkan para wanita muslimah, jangan jerumuskan mereka ke
>> dalam kebinasaan yang menyengsarakan, baik di dunia mahupun di
>> akhirat.

>> Wallahu a'lam bisshawab.

>> Sumber idea dan buah fikiran:
>> Kitab "At ta'ari asy syaithani", Adnan ath-Thursyah

>> Menyampaikan Kebenaran adalah kewajipan setiap Muslim.
>> Kesempatan kita saat ini untuk berdakwah adalah dengan
>> menyampaikan buletin ini kepada saudara-saudara kita yang belum
>> mengetahuinya.
Wassalamualaikum warahmatullaahi wabarakatuh.

Wednesday, January 13, 2010

Islam Agama Bertoleransi (Ulasan Isu Kalimah Allah)

Islam adalah agama yang dipenuhi dengan semangat toleransi dengan agama yang lain. Hubungan Islam khususnya dengan agama samawi (ahlul kitab) yang lain, iaitu Kristian dan Yahudi juga mempunyai keistimewaan tersendiri. Dengan sebab itulah kita dibenarkan memakan haiwan sembelihan mereka dan juga Muslim lelaki dibenarkan mengahwini perempuan ahlul kitab.

Akan tetapi, hubungan Islam dengan penganut agama Kristian adalah lebih rapat berbanding dengan penganut agama Yahudi. Fakta ini jelas termaktub di dalam surah al-Maidah ayat 82:

لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ ٱلنَّاسِ عَدَاوَةً لِّلَّذِينَ آمَنُواْ ٱلْيَهُودَ وَٱلَّذِينَ أَشْرَكُواْ وَلَتَجِدَنَّ أَقْرَبَهُمْ مَّوَدَّةً لِّلَّذِينَ آمَنُواْ ٱلَّذِينَ قَالُوۤاْ إِنَّا نَصَارَىٰ ذٰلِكَ بِأَنَّ مِنْهُمْ قِسِّيسِينَ وَرُهْبَاناً وَأَنَّهُمْ لاَ يَسْتَكْبِرُونَ

Demi sesungguhnya engkau (Wahai Muhammad) akan dapati manusia yang keras sekali permusuhannya kepada orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. dan Demi Sesungguhnya Engkau akan dapati orang-orang yang dekat sekali kasih mesranya kepada orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: “Bahawa kami ini ialah orang-orang Nasrani” Yang demikian itu, disebabkan ada di antara mereka pendita-pendita dan ahli-ahli ibadat, dan kerana mereka pula tidak berlaku sombong.


Ketika menjelaskan ayat ini, al-Marhum Syeikh Mutawalli Sha’rawi menjelaskan yang kebenaran betapa rapatnya hubungan Kristian dengan Islam dibuktikan sejak zaman awal dakwah nabi Muhammad sendiri. Ketika baginda dan para sahabat dizalimi oleh Quraish Makkah, nabi Muhammad mencadangkan para sahabat untuk menyelamatkan diri buat sementara di bawah pemerintah Habshah bernama Raja al-Najashi yang tebal anutan Kristiannya. Sabda nabi Muhammad:

إن بها ملكاً لا يُظلم عنده أحد فأقيموا ببلاده حتى يجعل الله لكم مخرجاً مما أنتم به

Di sana ada seorang raja yang tidak pernah seorang pun dizalimi olehnya, maka menetapkan kamu di negaranya sehinggalah Alah menjadikan kamu sebab untk keluar darinya.

Beberapa orang sahabat senior di bawah pimpinan Ja’far bin Abu Talib menuruti arahan Nabi Muhammad untuk berhijrah ke sana. Adalah benar, Raja al-Najashi adalah seorang pemerintah Kristian yang adil, dan memberikan hak kebebasan beragama kepada penganut agama lain termasuklah kepada Muslim yang ketika itu baru sahaja muncul kembali di muka bumi. Para sahabat yang tinggal di Habshah disifatkan sebagai tinggal di Dar al-Amn, iaitu bumi yang aman dan selamat, sehingga dicemburui oleh pembesar kafir Quraisy yang lain.

Kedengkian Quraisy menyebabkan mereka sanggup untuk menghasut Raja al-Najashi untuk mengusir Ja’far bin Abu Talib bersama sahabat yang lain. Lalu diutuskanlah Amru bin Al-’As, Abdullah bin Abi Rabi’ah dan ‘Imarah bin al-Walid bin al-Mughirah, dan menaburkan fitnah terhadap imigran Muslim dengan menyatakan mereka adalah pemberontak yang menyeleweng daripada agama nenek moyang mereka. Mereka juga menghasut pemerintah Kristian itu dengan menyatakan yang Islam mengajar fakta yang berbeza dengan Kristian mengenai isu Jesus.

Adakah Raja al-Najashi percaya bulat-bulat dengan hasutan Pertubuhan Musyrikin Mekkah Bersatu itu? Jawapannya tidak sama sekali. Sebaliknya, sebagai manifestasi terhadap keadilan beliau, al-Najashi telah memanggil Ja’far bin Abi Talib untuk memberikan penjelasan. Lalu Ja’far bin Abu Talib menjelaskan,

"Wahai Raja, kami dahulu hidup di dalam Jahiliyyah. Menyembah berhala, makan bangkai, melakukan perbuatan keji, memutus tali persaudaraan, menyakiti hati jiran, yang kuat memakan harta yang lemah. Kami hidup dalam keadaan demikian sehinggalah diutuskan seorang Rasul yang kami ketahui keturunannya, kebenarannya, amanahnya dan kasih sayangnya. Baginda menyeru kami mengesakan dan menyembah Allah dan meninggalkan cara sembahan kami sebelum ini terhadap batu dan berhala. Baginda menyeru kami berkata benar, menunaikan amanah, menyambung tali persaudaraan, berhubung baik dengan jiran …. Akhirnya kami dimusuhi kaum kami sendiri, lantas mereka menyeksa dan memfitnah kami supaya kami kembali menyembah berhala dan berhenti menyembah Allah serta kembali kepada perbuatan keji. Lantas apabila kami dipulau, diseksa dan diboikot oleh mereka, maka keluar berpindah ke negara kamu wahai al-Najashi. Kami memilih kamu berbanding negara atau pemerintah yang lain, kerana kami telah mengharapkan yang diri kami tidak akan dizalimi oleh kamu."

Setelah menyelidik kata-kata Ja’far, serta membuat analisa pandangan Islam terhadap Jesus/Isa, maka Raja al-Najashi tidak langsung mempedulikan hasutan musyrikin Quraish tadi.

Ada beberapa perkara yang wajar kita perhalusi di sebalik penjelasan Ja’far di atas. Yang pertamanya, ialah beliau berdakwah secara halus dan bijaksana kepada orang Kristian tanpa langsung mencari titik perbezaan, akan tetapi mengusahakan noktah persamaan. Sebelum ke UK, saya langsung tidak nampak hikmah di sebalik kata-kata Ja’far ini. Akan tetapi setelah terlibat di dalam program dakwah dengan rakyat tempatan (termasuklah yang atheist dan terutamanya penganut Kristian) dan juga dialog antara agama dengan mereka, barulah saya nampak kehebatan Ja’far. Iaitulah beliau menyebut ‘menghormati jiran’ di dalam penjelasannya, yang mana amalan menghormati jiran ini adalah satu amalan yang paling penting di dalam agama Kristian. Bahkan rakan Kristian saya pernah menyatakan di dalam kepercayaan mereka, dengan hanya menghormati jiran, maka akan mencukupi untuk mendapat kesejahteraan di dalam agama mereka. Dalam banyak-banyak elemen mahmudah yang kecil di dalam Islam, elemen menghormati jiran yang dipilih oleh Ja’far, sebagai membuktikan betapa dalam berdakwah, mencari titik persamaan adalah penting.

Selain itu, kata-kata Ja’far juga membuktikan kebenaran firman Allah mengenai baiknya hubungan Islam dengan Kristian. Nabi Muhammad boleh sahaja mengarahkan para sahabat awal ketika itu untuk mendapatkan perlindungan daripada kabilah bangsa Arab lain yang mungkin bermusuh dengan kabilah Quraisy lantas memungkinkan kedua-dua pihak bersatu atas dasar bermusuh dengan musyrikin Quraisy, akan tetapi bukan itu yang dipilih oleh Nabi. Akan tetapi diarahkan para sahabat untuk bernaung di bawah kerajaan Kristian.

Akrabnya hubungan Islam dan Kristian seperti yang dianjur dan ditunjukkan sendiri oleh Nabi Muhammad menjadi inspirasi kepada pelapis baginda. Di zaman Saidina Umar, empayar Islam telah semakin meluas menjangkaui Semenanjung Tanah Arab. Antara yang berjaya dibuka oleh Saidina Umar ialah Jerusalem, yang ketika itu lebih dikenali sebagai Aeliya’. The Old City of Jerusalem adalah merupakan pusat pemerintahan kerajaan Rom Timur ketika itu. Di situlah letaknya tapak al-Masjid al-Aqsa, dan situ jugalah terletaknya gereja suci Holy Sepulchre. Holy Sepulchere adalah merupakan gereja paling suci di dalam agama Kristian. Di situlah mereka percaya terletaknya ‘kubur’ Jesus, dan di situ jugalah mereka percaya yang Jesus akan dibangkitkan kelak. Semasa Umar membebaskan The Old City of Jerusalem, Holy Sepulchre turut menjadi istana pemerintahan kerajaan Kristian ketika itu. Yang menjadi pemerintah ketika pembebasan Jerusalem ialah Patriarch Sophronious.

Kita mengetahui dalam beberapa akaun sejarah yang Patriarch Sophronious, sama seperti Muslim, cuba untuk mengelakkan berlakunya pertumpahan darah di dalam Jerusalem. Menghidu awal kekalahan Rom Timur, Patriach Sophronious mengibarkan bendera putih menyerah kalah, akan tetapi dengan syarat bahawa beliau hanya menyerahkan kunci kota lama itu kepada Saidina Umar. Ada laporan sejarah menyatakan bahawa pembebasan Jerusalem di tangan Saidina Umar memang telah diramalkan dan termasuk di dalam prophecy Kristian ketika itu.

Penyerahan Jerusalem kepada Muslim dilakukan dalam suasana penuh persaudaraan. Umar dipelawa untuk bersembahyang Asar di dalam Holy Sepulchre. Akan tetapi beliau menolak, kerana khuatir akan ada kelompok Muslim akan datang yang zalim akan merampas gereja suci tersebut, kerana kononnya Umar pernah solat Asar di situ. Lalu Umar bersembahyang di luar Holy Sepulchre, dan di tapak beliau solat itu sekarang didirikan Masjid Umari yang masih berdiri teguh sekarang. Masjid Umari itu didirikan bersebelahan dengan Holy Sepulchre.

Ini adalah keadilan dan toleransi Islam untuk agama lain. Dalam suasana berperang, kita dilarang merampas rumah ibadat orang lain. Apatah lagi di dalam konteks hubungan baik dengan agama Kristian, Umar sejak dari awal menutup pintu yang memungkinkan kelompok Muslim akan datang yang jahil dengan agama sendiri, daripada bertindak zalim terhadap hak agama lain di dalam negara Islam.

Tidak cukup dengan itu, walaupun lama berperang dengan tentera Muslim, akan tetapi tentera dan penduduk asal Kristian di Jerusalem semasa zaman Rom Timur diberikan jaminan oleh Umar untuk tidak dihalau. Bahkan hak kerakyatan mereka dikekalkan, dan mereka diberikan kebebasan menikmati apa yang mereka lakukan semasa pemerintahan Rom Timur dengan syarat yang adil.

Kunci Holy Sepulchre masih dipegang oleh keluarga Muslim


Sepanjang pemerintahan Islam, hubungan Kristian dan Muslim amat rapat di dalam Jerusalem. Mereka turut dilantik menjadi menteri di dalam kabinet ketika itu. Bahkan, percayanya penganut Kristian kepada keadilan Islam terbukti apabila mereka menyerahkan kunci utama Holy Sepulchre untuk dipegang oleh Muslim. Dan tradisi itu diteruskan sehinggalah ke zaman sekarang. Kunci gereja suci itu masih dipegang oleh keluarga Muslim sekarang, diketuai oleh Wajeeh Nusaibah.


Tradisi hubungan baik Kristian-Islam diteruskan sehinggalah ke zaman Khalifah al-Hakim bi Amrillah, salah seorang pemerintah keenam Kerajaan Fatimiyyah. Walaupun dilaporkan yang ibunya adalah seorang penganut Kristian, akan tetapi beliau bersikap zalim terhadap penganut Kristian khususnya di dalam Jerusalem. Antaranya ialah memperkenalkan kod warna pakaian tertentu kepada penganut Kristian, dan kemuncaknya ialah beliau telah memusnahkan Holy Sepulchre sekitar tahun 1009-10 CE (Rujuk kitab Khitat karangan al-Maqrizi).

Kezaliman al-Hakim dijadikan alasan oleh penganut Kristian dari Eropah untuk melancarkan peperangan Salib. Akhirnya Pope Urban II, setelah didesak oleh Alexious I salah seorang pemerintah Rom Timur telah memberikan ucapan/khutbah di Council of Clermont, Perancis kepada penganut Kristian menghalalkan mereka untuk berperang bagi menawan Jerusalem. Tujuannya ialah untuk menyatupadukan penganut Kristian setelah rumah suci mereka dicemari oleh pemerintah Muslim. Perlu dinotakan di sini, baik daripada sumber Kristian atau pun sumber Islam, semua menyatakan yang kebanyakan tentera salib yang menyertai kempen pertama peperangan tersebut terdiri daripada orang susah, terbiar dan tidak berpelajaran.

Sebahagian penganalisa sejarah berpandangan, kempen pertama perang Salib itu diibaratkan seperti orang bodoh yang memerangi orang bodoh. Orang bodoh pertama yang dimaksudkan, ialah tentera salib pada kempen pertama peperangan tersebut. Sementara orang bodoh kedua yang dimaksudkan ialah pemerintahan zalim al-Hakim bi Amrillah. Saya hampir bersetuju dengan pandangan ini. Memang menjadi norma alam, baik dari zaman dahulu sehingga ke zaman sekarang, bahawa ketika bertembungnya dua jenis kebodohan, maka ianya akan diiringi dengan peperangan yang menyeksakan. Saya tidak menyatakan yang peperangan itu semestinya berpunca daripada kebodohan, tidak sama sekali.

Apa yang saya nyatakan di atas ialah sebahagian daripada premis asas kepada pandangan saya terhadap kekalutan yang berlaku di Malaysia sekarang, kerana isu penggunaan kalimah Allah di kalangan penganut Kristian seperti yang telah diputuskan oleh Mahkamah, dan membawa kepada kemuncaknya iaitu pembakaran tiga gereja di sekitar Lembah Klang.

PENGGUNAAN KALIMAH ALLAH

Isu penggunaan kalimah Allah pada pandangan saya, pada dasar dan asasnya, tidak mempunyai kaitan dengan hukum. Ini kerana di dalam al-Quran dan a-Sunnah, banyak nas yang melaporkan betapa golongan non-Muslim telah menggunakan kalimah Allah sebagai Tuhan mereka. Sebagai contoh, firman Allah di dalam surah al-Ankabut ayat 63:

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ نَزَّلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَحْيَا بِهِ الأرْضَ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهَا لَيَقُولُنَّ اللَّهُ قُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لا يَعْقِلُونَ

Dan sesungguhnya jika Engkau (Wahai Muhammad) bertanya kepada mereka (yang musyrik) itu: “Siapakah yang menurunkan hujan dari langit, lalu ia hidupkan dengannya tumbuh-tumbuhan di bumi sesudah matinya?” sudah tentu mereka akan menjawab: “Allah“. Ucapkanlah (Wahai Muhammad): “Alhamdulillah” (sebagai bersyukur disebabkan pengakuan mereka yang demikian), bahkan kebanyakan mereka tidak memahami (hakikat tauhid dan pengertian syirik).

Ayat ini diulangi sekali lagi oleh Allah SWT di dalam surah Luqman ayat 25:

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ قُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لا يَعْلَمُونَ

Dan sesungguhnya jika Engkau (Wahai Muhammad) bertanya kepada mereka (yang musyrik) itu: “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?” sudah tentu mereka akan menjawab: “Allah”. Ucapkanlah (Wahai Muhammad): “Alhamdulillah” (sebagai bersyukur disebabkan pengakuan mereka yang demikian – tidak mengingkari Allah), bahkan kebanyakan mereka tidak mengetahui (hakikat tauhid dan pengertian syirik).

Dua ayat di atas, hanyalah sebahagian contoh beberapa nas syara’ yang memberikan petunjuk tiada larangan kepada non-Muslim menggunakan kalimah Allah sebagai merujuk kepada Tuhan yang bersifat pencipta. Di dalam ilmu aqidah, ini dipanggil sebagai tauhid rububiyyah. Dasarnya, semua manusia di muka bumi ini yakin ada Tuhan yang mencipta dan mengatur alam cakerawala. Cuma yang membezakan Muslim dengan non-Muslim, ialah tauhid uluhiyyah kepercayaan kita terhadap Allah sebagai Tuhan Pencipta Yang Maha Esa. Saya meraikan bahawa terdapat aliran di dalam umat Islam yang bersungguh-sungguh menafikan fakta pembahagian tauhid itu kepada tauhid rububiyyah, uluhiyyah dan asma’ wa sifat, akan tetapi kita ketepikan dahulu perbahasan itu.

Apa yang pasti, kalimah Allah telah digunakan oleh Musyrikin Makkah sebelum nabi Muhammad dilahirkan lagi sebagai merujuk kepada Tuhan yang mencipta alam ini. Perlu dinotakan bahawa mereka tidak pula memanggil berhala-berhala yang mereka persekutukan itu dengan nama Allah, sebaliknya mengekalkan nama-nama berhala itu seperti Lata dan ‘Uzza. Lebih ironi lagi, dalam kedua-dua ayat di atas, Allah memerintahkan nabi Muhammad bersyukur kerana musyrikin ketika itu mengiktiraf Allah sebagai Tuhan Yang Maha Mencipta.

Di negara Arab, kitab injil memang menggunakan perkataan Allah merujuk kepada Tuhan bagi agama Kristian. Bagi anda yang berada di UK, di beberapa tempat seperti di lapangan terbang, universiti dan hospital, ada kalanya premis beribadat dikongsi bersama dengan agama lain. Cuba belek almari buku bilik sembahyang tersebut, kadang-kadang terselit kitab Injil yang menggunakan kalimah Allah merujuk kepada Tuhan mereka. Ada juga yang menggunakan kalimah Allah al-Ab (Allah si Bapa) untuk menunjukkan falsafah triniti di dalam agama Kristian.

Di Borneo, penduduk peribumi di situ dikatakan terlebih dahulu menerima ajakan mubaligh Kristian secara meluas sejak beratus-ratus tahun dahulu. Ada yang menyatakan mubaligh itu kebanyakannya datang dari negara Eropah dan bertutur dalam Bahasa Inggeris, justeru penduduk peribumi Borneo berhadapan dengan masalah belajar agama Kristian kerana masalah bahasa. Lalu diterjemahkanlah Bible ke dalam bahasa Melayu/Indonesia, dipanggil sebagai al-Kitab dan menggunakan kalimah Allah sebagai Tuhan mereka. Bagi Muslim di Semenanjung, kita perlu meraikan yang amalan ini telah mereka lakukan sejak ratusan tahun lamanya, seperti yang dinyatakan oleh seorang penulis di sini.


AGAMA SAMAWI BANYAK PERSAMAAN, WALAUPUN PERBEZAANNYA JUGA BESAR

Ada juga yang melenting ketika isu ini diuar-uarkan, kerana beberapa orang cendiakawan Muslim menggunakan istilah agama samawi merujuk kepada Kristian dan Yahudi. Lentingan ini tiada asas, kerana memang Kristian dan dan Yahudi adalah agama samawi, yang mana sumber asalnya adalah daripada langit. Status agama samawi tidak menjamin seseorang itu masuk syurga, tetapi yang penting ialah kemurniaan agama samawi tersebut. Di dalam Islam, kita percaya yang agama Kristian dan Yahudi telah diubah oleh pendita-pendita mereka. Sumber asal daripada kitab Taurat, Zabur dan Injil telah diubah dan ditulis kembali. Ini adalah kepercayaan Muslim, dan kita dapat lihat besarnya perbezaan kita dengan mereka di dalam hal ini. Penggunaan istilah agama samawi adalah implikasi amalan akademik semata-mata. Istilah lain yang turut digunakan bagi merujuk ketiga-tiga agama ini ialah agama nabi Ibrahim (Abrahamic religion) dan juga agama keEsaan (monotheistic faiths).

Oleh kerana sumbernya sama, maka banyak istilah yang sama dapat dilihat antara ketiga-tiga agama samawi ini. Contoh yang paling ketara ialah isu kalimah Allah ini. Contoh lain pula, ialah nama para nabi dan kisah-kisah mereka. Semuanya mempunyai persamaan. Dalam konteks nama-nama nabi, semuanya berkongsi nama yang sama, kecualilah mereka tidak beriman dengan nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir.

Anak-anak saya setakat ini semua dilahirkan di Scotland. Baru seorang sahaja yang telah masuk nurseri pra-sekolah, berumur 4 tahun. Menjelang hujung tahun, ketika inilah saya perlu berhati-hati dalam bab menjaga aqidah anak saya, kerana di sekolah hampir setiap hari akan didendangkan dengan pembacaan buku dan lagu yang berkonsepkan triniti. Cikgu-cikgu akan mengajar mengenai Jesus, Christmas Father dan seumpamanya. Kadang-kadang buku cerita mengenai sejarah Adam dan Hawa, kisah perjalanan nabi Ibrahim, peristiwa penyembelihan nabi Ismail dan bahtera nabi Nuh turut diceritakan. Sudah tentu penceritaan itu daripada sumber biblikal mereka.

Adalah menjadi tanggungjawab saya sebagai seorang bapa yang Muslim, untuk memberikan penjelasan semula kepada anak saya mengenai siapakah Isa, Adam, Hawa, Ibrahim, Ismail dan Nuh di dalam agama Islam.

Dan adalah amat tidak cerdik sekiranya saya memberikan surat kepada pihak sekolah, menghalang mereka untuk menggunakan nama-nama nabi tersebut daripada perspektif agama mereka.


ISLAM, ALLAH DAN RASUL MILIK SEMUA MANUSIA

Sama seperti kalimah Allah, nama-nama nabi itu juga adalah milik semua. Bahkan di dalam al-Quran, digalakkan kepada kita untuk menyeru kepada penganut agama lain betapa nabi Muhammad itu juga adalah nabi mereka. Firman Allah di dalam surah al-A’raf ayat 158:

قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ لا إِلَهَ إِلا هُوَ يُحْيِي وَيُمِيتُ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الأمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

Katakanlah (Wahai Muhammad): “Wahai sekalian manusia! Sesungguhnya Aku adalah pesuruh Allah kepada kamu semuanya, (diutus oleh Allah) Yang Menguasai langit dan bumi, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan dia; Yang menghidupkan dan mematikan. oleh itu, berimanlah kamu kepada Allah dan RasulNya, Nabi yang Ummi yang beriman kepada Allah dan kalimah-kalimahNya (Kitab-kitabNya); dan ikutilah Dia, supaya kamu beroleh hidayah petunjuk”.

Perlu diperhalusi di sini, bahawa sebolehnya Islam menganjurkan penganutnya untuk menyeru kepada semua manusia tanpa mengira agama, bahawa Islam, Allah dan Rasulullah Muhammad SAW adalah milik semua. Ini adalah seruan wajib, bahkan bersifat universal. Cuma, terserahlah kepada yang mendengar seruan tersebut sama ada ingin beriman atau tidak dengannya.


WALAUPUN SUKAR, TAPI NILAILAH NIAT YANG TERZAHIR

Justeru, pada pandangan saya, kehangatan isu penggunaan kalimah Allah ini hanyalah bersifat kosmetik dan domestik. Memang benar, secara dasarnya ianya tiada kaitan dengan agama, tetapi tidak pula saya nafikan sekiranya niat menggunakan kalimah Allah itu untuk menyongsangkan fikrah umat Islam, maka hukumnya haram. Justeru, nilailah tindakan rakan-rakan Kristian itu melalui niat mereka yang terzahir.

Sekiranya niat mereka menggunakan kalimah Allah itu di dalam penerbitan untuk bacaan kepada penganut Kristian Arab dan Borneo, maka bagi saya tiada masalah. Sekiranya mana-mana agama menyebut Allah mencipta alam, Allah yang menurutkan bencana dan nikmat, maka itu juga tidak salah. Akan tetapi sekiranya mereka menyebut berhala ini namanya Allah, maka itu kesalahan besar.

Sebagai yang melihat dari jauh, saya juga berpandangan isu ini sebolehnya perlu dielakkan untuk diheret di dalam kuasa eksekutif dan kamar mahkamah. Tindakan Kementerian Dalam Negeri mengenakan larangan kepada akhbar The Herald daripada menggunakan kalimah Allah dikhuatiri adalah manifestasi daripada polarisasi agama bahkan bangsa di tanah air. Sudah tentu larangan itu disusuli dengan tindakan mahkamah oleh The Herald yang menatijahkan isu ini menjadi isu yang besar. Sebagai pemerhati dari kejauhan, alangkah indahnya kalau isu ini boleh diselesaikan dengan dialog terlebih dahulu.

Bagi rakan-rakan penganut agama Kristian, percayalah yang asas agama kami adalah bertoleransi dengan semua agama. Agak malang sebahagian daripada Muslim melakukan beberapa tindakan yang bercanggah dengan agama mereka sendiri. Saya tidak merujuk kepada kejadian membakar 3 gereja kerana ianya masih di dalam siasatan, akan tetapi sekiranya benar ianya dilakukan oleh Muslim, itu adalah tindakan keji dan tiada kaitan langsung dengan agama Islam.

Di saat yang agak tegang ini, mungkin sebahagian kecil rakan-rakan penganut agama Kristian akan nakal berfikir untuk bersetuju dengan label barat terhadap Islam sebagai agama pengganas. Maka akan dicarilah di dalam 6,236 ayat di dalam al-Quran, firman suci yang mengharuskan memerangi non-Muslim secara keseluruhannya. Saya cadangkan, jangan terpengaruh dengan agenda barat. Kita bangsa timur yang hidup dalam harmoni. Sekiranya terjumpa ayat mengenai perang dengan non-Muslim, maka kajilah konteksnya. Saya boleh nyatakan ayat-ayat perang itu, majoriti Muslim tidak menghafalnya langsung, bahkan kalau disuruh untuk mencari surah dan ayat berapa, tidak akan dijumpai mereka. Akan tetapi di sana terdapat satu surah yang hampir semua Muslim menghafalnya, iaitulah surah al-Kafirun, surah yang ke 109 di dalam al-Quran. Di dalam surah ini, Allah memberikan penegasan terhadap kebebasan beragama kepada semua. Kalau terjumpa ayat perang, kaji konteksnya dan jangan abaikan surah al-Kafirun. Islam itu datang dalam satu pakej lengkap, bukannya berdasarkan pilihan ayat tertentu sahaja.

Anda juga perlu berhati-hati sekiranya ingin meneruskan penggunaan kalimah Allah di dalam penerbitan anda terutamanya di Semenanjung Malaysia. Di Borneo, realitinya ialah tiada masalah kalimah Allah digunakan. Akan tetapi di Semenanjung, sekiranya ia didapati bercanggah dengan perlembagaan negara, yang melarang penyebaran agama lain di kalangan Muslim, maka ia adalah tindakan yang salah. Berhati-hati juga, kerana ada gereja Kristian seperti The Southern Baptist Theological Seminary yang melarang menggunakan kalimah Allah untuk merujuk Tuhan anda kerana bercanggah dengan konsep triniti, seperti yang boleh dibaca di sini.

Bagi Muslim yang berdemonstrasi menyatakan bantahan terhadap penggunaan kalimah Allah, saya tiada halangan kerana ini adalah amalan negara demokrasi. Akan tetapi jelas sekali isu ini seolah-oleh telah dipolitikkan. Kenapa ada sebahagian demonstrasi dibenarkan, dan ada pula demonstrasi yang diharamkan?

Kepada mereka yang keluar berdemonstrasi, saya cadangkan minggu hadapan anda berdemonstrasi juga menyatakan bantahan dan kemarahan terhadap beberapa isu yang mengguris umat Islam yang lain. Contohnya, isu lama seperti mufti yang dipecat kerana menangkap perempuan Muslim yang mempamerkan aurat memberahikan di dalam pertandingan ratu cantik, larangan kepada sebahagian jabatan agama untuk melakukan kerja nahi munkar. Selain itu, ada juga parti majoriti non-Muslim yang mengeluarkan poster dan propaganda mengina hukum jenayah Islam seperti sup tangan di negeri yang ingin melaksanakan hukum syariat. Ini adalah jelas menghina Islam. Yang lebih hina lagi, terdapat banyak kenyataan sinikal dan berdosa pemimpin beragama Islam sendiri yang menghina hukum-hakam Islam. Ini adalah lebih utama ditentang.

KESIMPULAN

Justeru, saya berpandangan sekali lagi bahawa isu ini boleh dihamornikan penyelesaiannya dengan dialog antara pihak terbabit. Seboleh-bolehnya elakkanlah tindakan melanjutkan isu ini di mahkamah, walaupun agak sukar kerana ianya telah mula diheret terlebih dahulu ke kamar tersebut. Dalam masa yang sama, saya mencadangkan agar kalimah Allah itu digunapakai dalam konteks realiti di Semenanjung, dalam keadaan ’status-quo’nya. Saya juga menyokong mereka yang tiba-tiba muncul menjadi hero Islam, akan tetapi ingatlah menyokong Islam bukannya dengan sokongan nama Allah sahaja. Ianya lebih daripada itu, meliputi apa yang Allah itu suruh dan perintah. Sekiranya isu ini tidak ditangani dengan baik, saya bimbang kekhuatiran saidina Umar di dalam kisah keengganan beliau solat di Holy Sepluchre, dan perangai al-Hakim bi Amrillah, akan berlaku di tanah air yang tercinta.



*abidfana merupakan 'nickname' bagi Ustaz Irfan yang merupakan mentor iLuvislam.com di United Kingdom dan bekas moderator agama iLuvislam.com. Beliau merupakan pakar dalam kajian Palestin dan kini menetap di Abeerdeen, United Kingdom. Ustaz Irfan aktif menulis di www.abidfana.com. Artikel asal boleh didapati di sini.

Monday, January 11, 2010

Mengapa Muslim Biarkan Hati Mati



Hati adalah organ paling utama dalam tubuh manusia dan ia nikmat paling agung diberikan Allah. Hati menjadi tempat Allah membuat penilaian terhadap hamba-Nya. Pada hatilah letaknya niat seseorang.

Niat ikhlas itu akan diberi pahala. Hati perlu dijaga dan dipelihara dengan baik agar tidak rosak, sakit, buta, keras dan lebih-lebih lagi tidak mati. Sekiranya berlaku pada hati keadaan seperti ini, kesannya membabitkan seluruh anggota tubuh manusia. Akibatnya, akan lahir penyakit masyarakat berpunca daripada hati yang sudah rosak itu.

Justeru, hati menjadi amanah yang wajib dijaga sebagaimana kita diamanahkan menjaga mata, telinga, mulut, kaki, tangan dan sebagainya daripada berbuat dosa dan maksiat.

Hati yang hitam ialah hati yang menjadi gelap kerana bergelumang dengan dosa. Setiap dosa yang dilakukan tanpa bertaubat akan menyebabkan satu titik hitam pada hati. Itu baru satu dosa. Bayangkan bagaimana kalau 10 dosa? 100 dosa? 1,000 dosa? Alangkah hitam dan kotornya hati ketika itu.

Perkara ini jelas digambarkan melalui hadis Rasulullah yang bermaksud:

"Sesiapa yang melakukan satu dosa, maka akan tumbuh pada hatinya setitik hitam, sekiranya dia bertaubat akan terkikislah titik hitam itu daripada hatinya. Jika dia tidak bertaubat maka titik hitam itu akan terus merebak hingga seluruh hatinya menjadi hitam."
(Hadis riwayat Ibn Majah)

Hadis ini selari dengan firman Allah bermaksud:
"Sebenarnya ayat-ayat Kami tidak ada cacatnya, bahkan mata hati mereka sudah diselaputi kotoran dosa dengan sebab perbuatan kufur dan maksiat yang mereka kerjakan."
(Surah al-Muthaffifiin, ayat 14)

Hati yang kotor dan hitam akan menjadi keras. Apabila hati keras, kemanisan dan kelazatan beribadat tidak dapat dirasakan. Ia akan menjadi penghalang kepada masuknya nur iman dan ilmu. Belajar sebanyak mana pun ilmu yang bermanfaat atau ilmu yang boleh memandu kita, namun ilmu itu tidak masuk ke dalam hati, kalau pun kita faham, tidak ada daya dan kekuatan untuk mengamalkannya.

Dalam hal ini Allah berfirman yang bermaksud:
"Kemudian selepas itu, hati kamu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Pada hal antara batu-batu itu ada yang terpancar dan mengalir sungai daripadanya dan ada pula antaranya yang pecah-pecah terbelah lalu keluar mata air daripadanya. Dan ada juga antaranya yang jatuh ke bawah kerana takut kepada Allah sedang Allah tidak sekali-kali lalai daripada apa yang kamu kerjakan."

(Surah al-Baqarah ayat 74)

Begitulah Allah mendatangkan contoh dan menerangkan batu yang keras itu pun ada kalanya boleh mengalirkan air dan boleh terpecah kerana amat takutkan Allah. Oleh itu, apakah hati manusia lebih keras daripada batu hingga tidak boleh menerima petunjuk dan hidayah daripada Allah.

Perkara paling membimbangkan ialah apabila hati mati akan berlaku kemusnahan amat besar terhadap manusia. Matinya hati adalah bencana dan malapetaka besar yang bakal menghitamkan seluruh kehidupan. Inilah akibatnya apabila kita lalai dan cuai mengubati dan membersihkan hati. Kegagalan kita menghidupkan hati akan dipertanggungjawabkan Allah pada hari akhirat kelak.

Kenapa hati mati? Hati mati disebabkan perkara berikut:

* Hati mati kerana tidak berfungsi mengikut perintah Allah iaitu tidak mengambil iktibar dan pengajaran daripada didikan dan ujian Allah.

Allah berfirman bermaksud:
"Maka kecelakaan besarlah bagi orang yang keras membatu hatinya daripada menerima peringatan yang diberi oleh Allah. Mereka yang demikian keadaannya adalah dalam kesesatan yang nyata."
(Surah al-Zumar ayat 22)

* Hati juga mati jika tidak diberikan makanan dan santapan rohani dengan sewajarnya. Kalau tubuh badan boleh mati kerana tuannya tidak makan dan tidak minum, begitu juga hati.

Apabila ia tidak diberikan santapan dan tidak diubati, ia bukan saja akan sakit dan buta, malah akan mati akhirnya. Santapan rohani yang dimaksudkan itu ialah zikrullah dan muhasabah diri.

Oleh itu, jaga dan peliharalah hati dengan sebaik-baiknya supaya tidak menjadi kotor, hitam, keras, sakit, buta dan mati. Gilap dan bersihkannya dengan cara banyak mengingati Allah (berzikir).

Firman Allah bermaksud:
"Iaitu orang yang beriman dan tenteram hati mereka dengan mengingati Allah. Ketahuilah! Dengan mengingati Allah itu tenang tenteramlah hati manusia."
(Surah al-Ra'd ayat 28)

Firman-Nya lagi bermaksud:
"Hari yang padanya harta benda dan anak-anak tidak dapat memberikan sebarang pertolongan, kecuali harta benda dan anak-anak orang yang datang menghadap Allah dengan hati yang selamat sejahtera daripada syirik dan munafik."
(Surah al-Syura ayat 88-89)

Tanda-tanda hati mati

Menurut Syeikh Ibrahim Adham, antara sebab atau tanda-tanda hati mati ialah:

1. Mengaku kenal Allah SWT, tetapi tidak menunaikan hak-hak-Nya.

2. Mengaku cinta kepada Rasulullah s.a.w., tetapi mengabaikan sunnah baginda.

3. Membaca al-Quran, tetapi tidak beramal dengan hukum-hukum di dalamnya.

4. Memakan nikmat-nikmat Allah SWT, tetapi tidak mensyukuri atas pemberian-Nya.

5. Mengaku syaitan itu musuh, tetapi tidak berjuang menentangnya.

6. Mengaku adanya nikmat syurga, tetapi tidak beramal untuk mendapatkannya.

7. Mengaku adanya seksa neraka, tetapi tidak berusaha untuk menjauhinya.

8. Mengaku kematian pasti tiba bagi setiap jiwa, tetapi masih tidak bersedia untuknya.

9. Menyibukkan diri membuka keaiban orang lain, tetapi lupa akan keaiban diri sendiri.

10. Menghantar dan menguburkan jenazah/mayat saudara se-Islam, tetapi tidak mengambil pengajaran daripadanya. Semoga dengan panduan yang di sampaikan itu akan dapat kita sama-sama mengambil iktibar semoga segala apa yang kita kerjakan akan diredai Allah SWT.

Menurut Sheikh Ibni Athoillah Iskandari dalam kalam hikmahnya yang berikutnya;

Sebahagian daripada tanda mati hati itu ialah jika tidak merasa dukacita kerana tertinggal sesuatu amal perbuatan kebajikan juga tidak menyesal jika terjadi berbuat sesuatu pelanggaran dosa.

Mati hati itu adalah kerana tiga perkara iaitu;

* Hubbul dunia (kasihkan dunia)

* Lalai daripada zikirullah (mengingati Allah)

* Membanyakkan makan dan menjatuhkan�anggota badan kepada maksiat kepada Allah.

Hidup hati itu kerana tiga perkara iaitu;

* Zuhud dengan dunia

* Zikrullah

* Bergaul atau berkawan dengan aulia Allah.

artikel asal ni sini

Saturday, January 9, 2010

Niat Baik Tidak Dapat Melepaskan yang Haram

ISLAM memberikan penghargaan terhadap setiap hal yang dapat mendorong untuk berbuat baik, tujuan yang mulia dan niat yang bagus, baik dalam perundang-undangannya maupun dalam seluruh pengarahannya. Untuk itulah maka Nabi Muhammad s.a.w. bersabda:

"Sesungguhnya semua amal itu harus disertai dengan niat (ikhlas karena Allah), dan setiap orang dinilai menurut niatnya." (Riwayat Bukhari)

Niat yang baik itu dapat menggunakan seluruh yang mubah dan adat untuk berbakti dan taqarrub kepada Allah. Oleh karena itu siapa yang makan dengan niat untuk menjaga kelangsungan hidupnya dan memperkuat tubuh supaya dapat melaksanakan kewajibannya untuk berkhidmat kepada Allah dan ummatnya, maka makan dan minumnya itu dapat dinilai sebagai amal ibadah dan qurbah.

Begitu juga, barangsiapa yang melepaskan syahwatnya kepada isterinya dengan niat untuk mendapatkan anak, atau karena menjaga diri dan keluarganya dari perbuatan maksiat, maka pelepasan syahwat tersebut dapat dinilai sebagai ibadah yang berhak mendapat pahala. Untuk itu pula, maka Rasulullah s.a.w. pernah menyabdakan:

"Pada kemaluanmu itu ada sadaqah. Para sahabat kemudian bertanya: Apakah kalau kita melepaskan syahwat juga mendapatkan pahala? Jawab Nabi: Apakah kalau dia lepaskan pada yang haram, dia juga akan beroleh dosa? Maka begitu jugalah halnya kalau dia lepaskan pada yang halal, dia pun akan beroleh pahala." (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Dan dalam satu riwayat dikatakan:

"Barangsiapa mencari rezeki yang halal dengan niat untuk menjaga diri supaya tidak minta-minta, dan berusaha untuk mencukupi keluarganya, serta supaya dapat ikut berbelas kasih (membantu tetangganya), maka kelak dia akan bertemu Allah (di akhirat) sedang wajahnya bagaikan bulan di malam purnama." (Riwayat Thabarani)

Begitulah, setiap perbuatan mubah yang dikerjakan oleh seorang mu'min, di dalamnya terdapat unsur niat yang dapat mengalihkan perbuatan tersebut kepada ibadah.

Adapun masalah haram tetap dinilai haram, betapapun baik dan mulianya niat dan tujuan itu. Bagaimanapun baiknya rencana, selama dia itu tidak dibenarkan oleh Islam, maka selamanya yang haram itu tidak boleh dipakai alat untuk mencapai tujuan yang terpuji. Sebab Islam selamanya menginginkan tujuan yang suci dan caranya pun harus suci juga. Syariat Islam tidak membenarkan prinsip apa yang disebut al-ghayah tubarrirul wasilah (untuk mencapai tujuan, cara apapun dibenarkan), atau suatu prinsip yang mengatakan: al-wushulu ilal haq bil khaudhi fil katsiri minal bathil (untuk dapat memperoleh sesuatu yang baik, boleh dilakukan dengan bergelimang dalam kebatilan). Bahkan yang ada adalah sebaliknya, setiap tujuan baik, harus dicapai dengan cara yang baik pula.

Oleh karena itu, barangsiapa mengumpulkan wang yang diperoleh dengan jalan riba, maksiat, permainan haram, judi dan sebagainya yang dapat dikategorikan haram, dengan maksud untuk mendirikan masjid atau untuk terlaksananya rencana-rencana yang baik lainnya, maka tujuan baiknya tidak akan menjadi syafaat baginya, sehingga dengan demikian dosa haramnya itu dihapus. Haram dalam syariat Islam tidak dapat dipengaruhi oleh tujuan dan niat.

Demikian seperti apa yang diajarkan kepada kita oleh Rasulullah s.a.w., sebagaimana disabdakan:

"Sesungguhnya Allah itu baik, Ia tidak mau menerima kecuali yang baik pula. Allah pun memerintah kepada orang mu'min seperti halnya perintah kepada para Rasul."

Kemudian Rasulullah membacakan ayat:

"Hai para Rasul! Makanlah dari yang baik-baik (halal) dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya aku Maha Mengetahui apa saja yang kamu perbuat." (al-Mu'minun: 51)

"Hai orang-orang yang beriman! Makanlah dari barang-barang baik yang telah Kami berikan kepadamu." (al-Baqarah: 172)

"Kemudian ada seorang laki-laki yang datanq dari tempat yang jauh, rambutnya tidak terurus penuh dengan debu, dia mengangkat kedua tangannya ke langit sambil berdoa: yaa rab, yaa rab (hai Tuhanku, hai Tuhanku), padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan diberi makan dengan barang yang haram pula, maka bagaimana mungkin doanya itu dikabulkan?" (Riwayat Muslim dan Tarmizi)

Dan sabdanya pula:

"Barangsiapa mengumpulkan uang dari jalan yang haram kemudian dia sedekahkan harta itu, samasekali dia tidak akan beroleh pahala, bahkan dosanya akan menimpa dia " (Riwayat Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Hakim)

Dan sabdanya pula:

"Tidak seorang pun yang bekerja untuk mendapatkan kekayaan dengan jalan haram kemudian ia sedekahkan, bahwa sedekahnya itu akan diterima; dan kalau dia infaqkan tidak juga mendapat barakah; dan tidak pula ia tinggalkan di belakang punggungnya (sesudah ia meninggal), melainkan dia itu sebagai perbekalan ke neraka. Sesungguhnya Allah tidak akan menghapuskan kejahatan dengan kejahatan, tetapi kejahatan dapat dihapus dengan kebaikan. Kejelekan tidaklah dapat menghapuskan kejelekan." (Riwayat Ahmad dan lain-lain)

Halal dan Haram dalam Islam
Oleh Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi
Alih bahasa: H. Mu'ammal Hamidy
Penerbit: PT. Bina Ilmu, 1993