KritikaN MembinA KekuataN DijanA

Wednesday, March 31, 2010

Lima Perkara Perosak Hati



Hati adalah pengendali. Jika ia baik, baik pula perbuatannya. Jika ia rosak, rosak pula perbuatannya. Maka menjaga hati dari kerosakan adalah perlu dan wajib. Tentang perosak hati, Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan ada lima perkara, 'bergaul dengan banyak kalangan teman (baik dan buruk), angan-angan kosong, bergantung kepada selain Allah, kekenyangan dan banyak tidur.'
1. Bergaul dengan banyak kalangan Pergaulan adalah perlu, tapi tidak asal bergaul dan banyak teman. Pergaulan yang salah akan menimbulkan masalah. Teman-teman yang buruk lambat laun akan menghitamkan hati, melemahkan dan menghilangkan rasa nurani, akan membuat yang bersangkutan larut dalam memenuhi berbagai keinginan mereka yang negatif. Dalam paparan kehidupan, kita sering menyaksikan orang yang hancur hidup dan kehidupannya gara-gara pergaulan. Biasanya output semacam ini, kerana motivasi bergaulnya untuk dunia. Dan memang, kehancuran manusia lebih banyak disebabkan oleh sesama manusia. Oleh sebab itu, kelak di akhirat, banyak yang menyesal berat kerana salah pergaulan. Allah berfirman:
"Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zhalim menggigit dua tangannya seraya berkata, 'Aduhai (dulu) kiranya aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku, kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Qur'an ketika Al-Qur'an itu telah datang kepadaku." (Al-Furqan: 27-29).
"Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertakwa." (Az-Zukhruf: 67).
"Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu sembah selain Allah adalah untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara kamu dalam kehidupan dunia ini, kemudian di hari Kiamat sebagian kamu mengingkari sebagian (yang lain) dan sebagian kamu melaknati sebagian (yang lain), dan tempat kembalimu adalah Neraka, dan sekali-kali tidak ada bagimu para penolong." (Al-Ankabut: 25). Inilah pergaulan yang didasari oleh kesamaan tujuan duniawi. Mereka saling mencintai dan saling membantu jika ada hasil duniawi yang diingini. Jika telah lenyap kepentingan tersebut, maka pertemanan itu akan melahirkan duka dan penyesalan, cinta berubah menjadi saling membenci dan melaknat. Kerana itu, dalam bergaul, berteman dan berkumpul hendaknya ukuran yang dipakai adalah kebaikan. Lebih tinggi lagi tingkatannya jika motivasi pertemanan itu untuk mendapatkan kecintaan dan redha Allah. 2. Larut dalam angan-angan kosong Angan-angan kosong adalah lautan tak bertepi. Ia adalah lautan tempat berlayarnya orang-orang tiada tujuan hidup. Bahkan dikatakan, angan-angan adalah modal orang-orang tak bertujuan. Ombak angan-angan terus mengombang-ambingkannya, khayalan-khayalan dusta senantiasa mempermainkannya. Laksana anjing yang sedang mempermainkan bangkai. Angan-angan kosong adalah kebiasaan orang yang berjiwa kerdil dan rendah. Masing-masing sesuai dengan yang diangankannya. Ada yang mengangankan menjadi raja atau ratu, ada yang ingin keliling dunia, ada yang ingin mendapatkan harta kekayaan melimpah, atau isteri yang cantik jelita. Tapi itu hanya angan-angan belaka. Adapun orang yang memiliki cita-cita tinggi dan mulia, maka cita-citanya adalah seputar ilmu, iman dan amal shalih yang mendekatkan dirinya kepada Allah. Dan ini adalah cita-cita terpuji. Adapun angan-angan kosong ia adalah tipu daya belaka. Nabi Sallallahu alaihi wasallam memuji orang yang bercita-cita terhadap kebaikan. 3. Bergantung kepada selain Allah Ini adalah faktor terbesar perosak hati. Tidak ada sesuatu yang lebih berbahaya dari bertawakkal dan bergantung kepada selain Allah. Jika seseorang bertawakkal kepada selain Allah maka Allah akan menyerahkan urusan orang tersebut kepada sesuatu yang ia bergantung kepadanya. Allah akan menghinakannya dan menjadikan perbuatannya sia-sia. Ia tidak akan mendapatkan sesuatu pun dari Allah, juga tidak dari makhluk yang ia bergantung kepadanya. Allah berfirman, ertinya:
"Dan mereka telah mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar sembahan-sembahan itu menjadi pelindung bagi mereka. Sekali-kali tidak, kelak mereka (sembahan-sembahan) itu akan mengingkari penyembahan (pengikut-pengikutnya) terhadapnya, dan mereka (sembahan-sembahan) itu akan menjadi musuh bagi mereka." (Maryam: 81-82)
"Mereka mengambil sembahan-sembahan selain Allah agar mereka mendapat pertolongan. Berhala-berhala itu tidak dapat menolong mereka, padahal berhala-berhala itu menjadi tentara yang disiapkan untuk menjaga mereka." (Yasin: 74-75) Maka orang yang paling hina adalah yang bergantung kepada selain Allah. Ia seperti orang yang berteduh dari panas dan hujan di bawah rumah laba-laba. Dan rumah laba-laba adalah rumah yang paling lemah dan rapuh. Lebih dari itu, secara umum, asal dan pangkal syirik adalah dibangun di atas ketergantungan kepada selain Allah. Orang yang melakukannya adalah orang hina dan nista. Allah berfirman, ertinya:
"Janganlah kamu adakan tuhan lain selain Allah, agar kamu tidak menjadi tercela dan tidak ditinggalkan (Allah)." (Al-Isra': 22) Terkadang keadaan sebahagian manusia tertindas tapi terpuji, seperti mereka yang dipaksa dengan kebatilan. Sebahagian lagi terkadang tercela tapi menang, seperti mereka yang berkuasa secara batil. Sebahagian lagi terpuji dan menang, seperti mereka yang berkuasa dan berada dalam kebenaran. Adapun orang yang bergantung kepada selain Allah (musyrik) maka dia mendapatkan keadaan yang paling buruk dari empat keadaan manusia, yakni tidak terpuji dan tidak ada yang menolong.
4. Makanan Makanan perosak ada dua macam. Pertama , merosak kerana zat/materinya, dan ia terbahagi menjadi dua macam. Yang diharamkan kerana hak Allah, seperti bangkai, darah, anjing, binatang buas yang bertaring dan burung yang berkuku tajam. Kedua, yang diharamkan kerana hak hamba, seperti barang curian, rampasan dan sesuatu yang diambil tanpa kerelaan pemiliknya, sama ada kerana paksaan, malu atau takut terhina. Kedua , merosak kerana melampaui ukuran dan takarannya. Seperti berlebihan dalam hal yang halal, kekenyangan melampaui batas. Sebab yang demikian itu membuatnya malas mengerjakan ketaatan, sibuk terus-menerus dengan urusan perut untuk memenuhi hawa nafsunya. Jika telah kekenyangan, maka ia merasa berat dan kerananya ia mudah mengikuti komando syaitan. Syaitan masuk ke dalam diri manusia melalui aliran darah. Puasa mempersempit aliran darah dan menyumbat jalannya syaitan. Sedangkan kekenyangan memperluas aliran darah dan membuat syaitan betah tinggal berlama-lama. Barangsiapa banyak makan dan minum, niscaya akan banyak tidur dan banyak merugi. Dalam sebuah hadits masyhur disebutkan:
"Tidaklah seorang anak Adam memenuhi bejana yang lebih buruk dari memenuhi perutnya (dengan makanan dan minuman). Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap (makanan) yang bisa menegakkan tulang rusuknya. Jika harus dilakukan, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga lagi untuk nafasnya." (HR. At-Tirmidzi, Ahmad dan Hakim, dishahihkan oleh Al-Albani). 5. Banyak tidur Banyak tidur mematikan hati, memenatkan badan, menghabiskan waktu dan membuat lupa serta malas. Di antara tidur itu ada yang sangat dibenci, ada yang berbahaya dan sama sekali tidak bermanfaat. Sedangkan tidur yang paling bermanfaat adalah tidur saat sangat dibutuhkan. Segera tidur pada malam hari lebih baik dari tidur ketika sudah larut malam. Tidur pada tengah hari (tidur siang) lebih baik daripada tidur di pagi atau petang hari. Bahkan tidur pada petang dan pagi hari lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya. Di antara tidur yang dibenci adalah tidur antara solat Subuh dengan terbitnya matahari. Sebab ia adalah waktu yang sangat strategik. Kerana itu, meskipun para ahli ibadah telah melewatkan sepanjang malamnya untuk ibadah, mereka tidak mahu tidur pada waktu tersebut hingga matahari terbit. Sebab waktu itu adalah awal dan pintu siang, saat diturunkan dan dibagi-bagikannya rezeki, saat diberikannya barakah. Maka masa itu adalah masa yang strategik dan sangat menentukan masa-masa setelahnya. Oleh itu, tidur pada waktu itu hendaknya kerana benar-benar sangat terpaksa. Secara umum, saat tidur yang paling tepat dan bermanfaat adalah pada pertengahan pertama dari malam, serta pada seperenam bagian akhir malam, atau sekitar lapan jam. Dan itulah tidur yang baik menurut pada doktor. Jika lebih atau kurang daripadanya maka akan berpengaruh pada kebiasaan baiknya. Termasuk tidur yang tidak bermanfaat adalah tidur pada awal malam hari, setelah tenggelamnya matahari. Dan ia termasuk tidur yang dibenci Rasul Sallallahu 'alaihi wa sallam .

Sunday, March 21, 2010

12 Kejahatan Yahudi

12 Kejahatan Yahudi


Dapatkan Mesej Bergambar di Sini

Dalam buku Qabaih al-Yahud dijelaskan 12 kejahatan Yahudi yang termaktub dalam Al-Quran. Kejahatan itu adalah seperti berikut:

1. Menuduh Nabi Musa punya penyakit kusta kerana tidak mahu mandi bersama mereka.

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang-orang (Yahudi) yang telah mencaci Nabi Musa, lalu Allah membersihkannya dari segala cacian yang mereka katakan; dan adalah Dia seorang yang mulia di sisi Allah.” (33:69)

2. Enggan melaksanakan Taurat, sehingga Allah mengangkat gunung Tursina untuk mengambil perjanjian yang teguh.

“Dan (ingatlah) ketika Kami mengikat perjanjian setia dengan kamu semasa Kami angkatkan bukit Tursina itu ke atas kamu (sambil Kami berfirman):

“Ambilah (dan amalkanlah ajaran Kitab Taurat) Yang Kami berikan kepada kamu itu dengan bersungguh-sungguh, dan dengarlah (Apa Yang diperintahkan kepada kamu dengan mematuhinya)”.

Mereka menjawab:

“Kami dengar, dan Kami menderhaka”. Sedang kegemaran menyembah (patung) anak lembu itu telah mesra dan sebati di dalam hati mereka, dengan sebab kekufuran mereka. Katakanlah (Wahai Muhammad):” amatlah jahatnya apa yang disuruh oleh iman kamu itu kalaulah kamu orang-orang yang beriman." (2:93)

3. Tidak mahu beriman kecuali jika melihat Allah langsung.

"Dan (kenangkanlah) ketika kamu berkata: “Wahai Musa! Kami tidak akan beriman kepadamu sehingga Kami dapat melihat Allah dengan terang (dengan mata kepala kami)”. maka kerana itu kamu disambar petir, sedang kamu semua melihatnya.” (2:55)

“Ahli Kitab (kaum Yahudi) meminta kepadamu (Wahai Muhammad) supaya Engkau menurunkan kepada mereka sebuah Kitab dari langit. (Janganlah Engkau merasa pelik), kerana sesungguhnya mereka telah meminta kepada Nabi Musa lebih besar dari itu.

Mereka berkata:

“(Wahai Musa) Perlihatkanlah Allah kepada Kami dengan nyata (supaya Kami dapat melihatnya dan percaya kepadaNya)”. Lalu mereka disambar oleh petir dengan sebab kezaliman mereka (menderhaka kepada Allah); kemudian mereka pula menyembah (patung) anak lembu sesudah datang kepada mereka keterangan-keterangan (mukjizat), lalu Kami maafkan mereka dari perbuatan yang sedemikian itu (ketika mereka bertaubat). dan Kami telah memberi kepada Nabi Musa kekuasaan yang nyata (untuk mengalahkan kaum yang kafir itu).” (4:153)

4. Merubah perintah Allah.

“Dan (kenangkanlah) ketika Kami berfirman: “Masuklah kamu ke bandar ini, kemudian makanlah daripada benda-benda yang ada di dalamnya dengan sepuas-puasnya, apa sahaja yang kamu sukai. Dan masuklah kamu melalui pintunya dengan tunduk (merendah diri); dan (mintalah ampun dengan) berkata: ‘ Ya Allah ampunilah dosa Kami ‘; supaya Kami ampunkan kesalahan-kesalahan kamu, dan Kami akan tambah pula pahala orang-orang yang berbuat baik." (2:58)

“Kemudian orang-orang yang zalim (penderhaka) itu mengubah perkataan (perintah kami) yang dikatakan kepada mereka dengan melakukan sebaliknya; maka Kami turunkan ke atas orang-orang yang zalim itu bala bencana dari langit, dengan sebab mereka sentiasa berlaku fasik (menderhaka).” (2:59)

5. Menuduh Nabi Musa mengolok-olok mereka saat mereka disuruh menyembelih sapi betina.

“Dan (ingatlah), ketika Nabi Musa berkata kepada kaumnya: “Sesungguhnya Allah menyuruh supaya kamu menyembelih seekor lembu betina”. mereka berkata: “Adakah Engkau hendak menjadikan Kami ini permainan?” Nabi Musa menjawab: “Aku berlindung kepada Allah daripada menjadi salah seorang dari golongan yang jahil (yang melakukan sesuatu yang tidak patut)." (2:67)

6. Menulis Al kitab dengan tangan mereka, lalu mengatakan ini dari Allah.

“Kecelakaan besar bagi orang-orang yang menulis Kitab Taurat dengan tangan mereka (lalu mengubah Kalam Allah dengan rekaan-rekaan mereka), kemudian mereka berkata: “Ini ialah dari sisi Allah”, supaya mereka dengan perbuatan itu dapat membeli keuntungan dunia yang sedikit. maka kecelakaan besar bagi mereka disebabkan apa yang ditulis oleh tangan mereka, dan kecelakaan besar bagi mereka dari apa yang mereka usahakan itu.” (2:79)


7. Memutar-mutar lidahnya untuk meyakinkan bahawa yang dibacanya itu adalah wahyu yang asli.

“Dan sesungguhnya, di antara mereka (Ahli Kitab itu) ada (Ketua-ketua ugamanya) yang memutar-mutar lidahnya semasa membaca Kitab Taurat (dengan mengubah maknanya), supaya kamu menyangkanya sebahagian dari Kitab Taurat padahal ia bukanlah dari Kitab itu. dan mereka pula berkata: “(Bahawa) ia adalah (datangnya) dari sisi Allah”, padahal ia bukanlah dari sisi Allah; dan mereka pula tergamak berkata dusta terhadap Allah sedang mereka mengetahui (bahawa mereka adalah berdusta).” (3:78)

8. Mengubah Firman Allah.

“(Sesudah kamu - Wahai Muhammad dan pengikut-pengikutmu - mengetahui tentang kerasnya hati orang-orang Yahudi itu) maka bolehkah kamu menaruh harapan bahawa mereka akan beriman kepada seruan Islam yang kamu sampaikan itu, padahal sesungguhnya telah ada satu puak dari mereka yang mendengar Kalam Allah (Taurat), kemudian mereka mengubah dan memutarkan maksudnya sesudah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui (bahawa perbuatan itu salah)?” (2:75)

9. Menyembah patung sapi.

“Dan (kenangkanlah) ketika Kami berjanji kepada Nabi Musa (untuk memberi Taurat kepadanya sesudah ia bersiap selama) empat puluh malam. Kemudian, setelah ia pergi, kamu menyembah (patung) anak lembu, dan kamu sebenarnya orang-orang yang zalim (terhadap diri sendiri).”
(2:51)

“Dan sesungguhnya telah datang kepada kamu Nabi Musa membawa keterangan-keterangan (mukjizat) kemudian kamu menyembah (patung) anak lembu sepeninggalannya, dan kamu (dengan perbuatan itu) adalah orang-orang yang zalim.” (2:92)

10. Mengatakan tangan Allah terbelenggu.

”Dan orang-orang Yahudi itu berkata: “Tangan Allah terbelenggu (bakhil - kikir)”, tangan merekalah yang terbelenggu dan mereka pula dilaknat dengan sebab apa yang mereka telah katakan itu, bahkan kedua tangan Allah sentiasa terbuka (Nikmat dan kurniaNya luas melimpah-limpah). ia belanjakan (limpahkan) sebagaimana yang ia kehendaki; dan demi sesungguhnya, apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu akan menjadikan kebanyakan dari mereka bertambah derhaka dan kufur; dan Kami tanamkan perasaan permusuhan dan kebencian di antara mereka hingga hari kiamat. tiap-tiap kali mereka menyalakan api peperangan, Allah memadamkannya; dan mereka pula terus-menerus melakukan kerosakan di muka bumi, sedang Allah tidak suka kepada orang-orang yang melakukan kerosakan.” (5:64)

11. Menuduh Allah itu faqir.

”Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan orang-orang (Yahudi) Yang mengatakan: bahawasanya Allah miskin dan kami(yahudi) ialah orang-orang kaya. Kami (Allah) akan menuliskan perkataan mereka itu dan perbuatan mereka membunuh Nabi-nabi dengan tidak ada alasanyYang membenarkannya, dan Kami akan katakan kepada mereka: “Rasalah kamu azab seksa Yang sentiasa membakar." (3:181)

12. Menyuruh Nabi Musa dan Tuhannya berperang untuk mereka.

"Mereka (menolak dengan) berkata: “Wahai Musa, Sesungguhnya Kami tidak akan memasuki negeri itu selama-lamanya selagi kaum itu masih berada di dalamnya; oleh itu pergilah Engkau bersama Tuhanmu dan perangilah mereka. sebenarnya Kami di sinilah duduk menunggu." (5:24)

Monday, March 8, 2010

Titisan Mutiara Terindah

Menangislah sahabat,
Kerna air mata adalah bicara yang terindah.

Air mata terindah lahir,

Bilamana kamu terpisah dengan kemaksiatan,
Bilamana kamu bertaubat dengan jiwa penyesalan,
Tika dirimu mengusir kawan-kawan yang buruk perangai,
Tatkala itu kamu pasti merasakan titisan air hangat dipipimu.

Dan Bilamana dirimu meraih tangan,
Insan bergelar sahabat,

Tanpa dirimu sedari pipi dibasahi,
Butiran mutiara yang sangat indah.



Bilamana tercipta satu pertemuan,
Dan Terungkai segala isi hati,
Terungkap sebuah jalinan persahabatan,
Tapi tibanya saat perpisahan,
Detik ini pasti akan terjadi,
Titisan hangat pasti akan menemani diri,
Kerna pertemuan dan perpisahan adalah lumrah alam.

Bertemu dan berpisah kerana Allah,

Bisa melahirkan rantai-rantai perjuangan,
Pergimu menyebarkan wangian jannah,
Moga dunia ini akan berbau haruman syurga.

Tetapi sedarlah sahabat,

Saat dirimu menghadap Rabbul Izzah,
Mutiara indah yang hadir menemani dirimu tika itu,
Itulah air mata yang paling bernilai,
Ia bisa menjadi perisai untukmu.

Sahabat andai dirimu dahagakan kasih dan cinta,

Dambalah cinta dan kasih Yang Satu.

Sunday, March 7, 2010

Makna Air Mata Insan

PERNAHKAH anda menangis?

Jika menangis, apakah punca dan sebabnya?

Menangis adalah fitrah manusia tetapi sebab tangisan akan memberikan harga dan nilai tersendiri. Allah yang menciptakan ketawa dan tangis. Banyak air mata mengalir di dunia ini.

Sumbernya dari mata, mengalir ke pipi terus jatuh ke bumi. Mata itu kecil namun ia tidak pernah kering. Ia berlaku setiap hari tanpa putus-putus. Seperti sungai yang mengalir ke laut tidak pernah berhenti. Kalaulah air mata itu terkepung, seperti air hujan, banjirlah dunia ini.

Menurut Ibnul Qayyim ada beberapa jenis tangisan antaranya ialah:


1. Menangis kerana kasih sayang dan kelembutan hati.
2. Menangis kerana rasa takut.
3. Menangis kerana cinta.
4. Menangis kerana gembira.
5. Menangis kerana menghadapi penderitaan.
6. Menangis kerana terlalu sedih.
7. Menangis kerana terasa hina dan lemah.
8. Menangis untuk mendapat belas kasihan orang.
9. Menangis kerana mengikut-ikut orang menangis.
10. Menangis orang munafik yakni pura-pura menangis.

Ada jenis tangisan nampak biasa sahaja tetapi air mata yang mengalir itu dapat memadamkan api neraka. Ini disahkan oleh Nabi s.a.w dalam satu hadis.

Rasulullah bersabda, maksudnya:

“Tidaklah mata seseorang menitiskan air mata kecuali Allah akan mengharamkan tubuhnya dari api neraka. Dan apabila air matanya mengalir ke pipi maka wajahnya tidak akan dikotori oleh debu kehinaan, apabila seorang daripada suatu kaum menangis, maka kaum itu akan dirahmati. Tidaklah ada sesuatu pun yang tak mempunyai kadar dan balasan kecuali air mata. Sesungguhnya air mata dapat memadamkan lautan api neraka.”

Tangisan yang dimaksudkan ialah tangisan kerana takut kepada Allah. Menangis kerana menyesal atas kesalahan dan dosa, malah tangisan takut kepada azab Allah sangat bernilai di sisi-Nya sehingga air mata itu boleh memadamkan api neraka.

Salman al-Farisi r.a berkata, sahabat-sahabatku menangis atas tiga perkara, iaitu: Berpisah dengan Rasulullah dan kalangan sahabat. Ketakutan seorang yang perkasa ketika melihat malaikat Israil datang mencabut nyawanya. Aku tidak tahu sama ada aku akan diperintahkan untuk ke syurga atau neraka.

Ada juga jenis air mata yang tidak bernilai di sisi Allah, malah kadangkala mendapat kemurkaan Allah. Antaranya menangis tengok filem Hindi serta menangis sehingga meratap dan memukul badan, malah merobek pakaian apabila ada kematian.

Tanda air mata rahmat sebagaimana diterangkan Rasulullah s.a.w dalam sabda yang bermaksud:

J
agalah mayat ketika kematiannya dan perhatikanlah tiga perkara, iaitu.
1. Apabila dahinya berpeluh.
2 Air matanya berlinang.
3. Hidungnya keluar cecair.

Simpanlah air mata tangisan itu semua sebagai bekalan untuk menginsafi segala kecuaian yang melanda diri, segala dosa berbentuk bintik hitam yang menggelapkan hati hingga sukar untuk menerima hidayah dari Allah s.w.t. Justeru, serulah air mata itu daripada persembunyiannya di sebalik kelopak mata, agar ia menitis, membasahi dan mencuci hati, sehingga ia putih kembali dan semoga ia dapat meleburkan dosa dan mendapat keampunan-Nya.

Thursday, March 4, 2010

Akal Versus Otak





Apa komen anda mengenai akal dan otak?

Bagi penulis, AKAL merupakan sesuatu yang maknawi dan abstrak manakala OTAK pula sesuatu yang material. Ada pendapat yang mentakrifkan akal itu sesuatu jauhar yang mudah dan pendapat mengatakan akal itu adalah jiwa atau pemikiran.

Satu kaedah menyebut, “Banyaknya nama bagi musamma' (yang dinamakan) menunjukkan mulia atau jeleknya musamma' itu”.

Di mana letaknya akal dan otak? Ada yang mengatakan akal itu letaknya di kepala dan ada juga yang mengatakan letaknya di hati. Manakala otak pula letaknya di kepala. Kalau kita lihat dan renung, Allah Ta’ala memberikan otak kepada makhluknya yang bernyawa tetapi tidak semua yang berotak itu berakal. Sebagai contoh: ayam, ada otak tapi tidak berakal, tidak ada perhintungan dosa pahala, halal haram sesuatu perkara.

Tetapi bagi makhluk yang bernama manusia, Allah Ta’ala kurniakan kepada kita akal sebagai ‘penapis’ untuk memastikan sesuatu perkara itu bertentangan ataupun tidak dengan syariat dan fitrah. Sebab itu pentaklifan hukum syara’ mementingkan akal dan bukannya otak sebagai misalan; solat, antara syarat sah solat ialah berakal dan begitulah seterusnya ibadat-ibadat lain.




Otak hanya berfungsi untuk merealisasikan apa yang ‘ditapis’ oleh akal. Akal yang sihat akan melakukan perkara yang baik manakala akal yang tidak sihat akan melakukan perkara yang sebaliknya. Suatu elemen yang mampu mempengaruhi akal adalah nafsu. Nafsu jika ditemukan dengan akal yang sihat maka akan memberikan impak yang positif kepada manusia. Tetapi, nafsu jika ditemukan dengan akal yang sakit maka akan memberikan impak yang negatif kepada tuannya.

Apakah formula untuk membina akal yang sihat? Setakat yang penulis tahu, terdapat ramai pakar motivasi memberikan tips untuk membina otak yang sihat dan jarang yang memberikan tips untuk membentuk akal yang sihat.

Di sini penulis ingin berkongsi formula untuk membina akal yang sihat:

  • Keimanan yang benar kepada Allah Ta’ala.
  • Melakukan suruhanNya dan meninggalkan laranganNya.
  • Mendengar peringatan.
  • Mengingati kematian.

Sebenarnya banyak lagi formula untuk membina akal yang sihat dan apa yang dinyatakan di atas cuma sebahagiannya sahaja.

Sebagai kesimpulannya, jaga dan peliharalah akal kita daripada perkara yang merosakkan. Akal mestilah mendahului nafsu dengan berpaksikan kepada petunjuk Ilahi dan bukan sebaliknya.

Wallahu ‘alam.


**http://cintaagung.blogspot.com


Wednesday, March 3, 2010

Dia Takdirmu Di Syurga



HATI manusia sangat fleksibel, tersentuh, mudah bimbang tatkala takdir tidak sebulu dengan fitrah, tatkala diserang malapetaka di luar dugaan resah bukan kepalang, akal separa waras. Bila keinginan diharapkan menemani, datang pula bebanan menghantui. Kenapa, mengapa, apa berlegar, berputar ligat membunuh daya mampu dan mahu. Mampu, dalam erti kata berpecak silat menentang badai, dan mahu, berubah.

Berkali-kali kita diingatkan, manusia tidak sirna dari dugaan, sering diduga dan menduga. Tabi-‘e alam, memang kita memerlukan antara satu sama lain, tiada siapa bisa mendabik dada dia boleh hidup tanpa perlu kepada manusia lain, hatta hartawan sendiri masih memerlukan khidmat orang bawahan, mengaji mengurus dan sebagainya. Justeru itu, masalah akan ada di mana-mana tanpa dipinta, cuma kita disarankan agar berhati-hati, sedia, sabar, dan belajar dari masalah tersebut.

Jodoh, adalah hal berkaitan dengan fitrah, mahu tidak mahu setiap daripada kita pasti dipaksa bergelumang meredah mehnah, suka duka, jerih perih sebelum bahagia dalam rumahtangga direalitikan. Manusia tidak selama-lama akan kebal, pasti ada satu saat dia akan tunduk, jatuh. Oleh kerana itu, Islam mengajar agar kita tidak sombong untuk belajar daripada alam, pengalaman, sirah buat pendinding kalis kecewa, sengsara, dan lara. Kita kian tenang dalam damai ketika mencari cinta Ilahi nan abadi.

Kita mesti selalu jadi baik, agar yang baik juga Allah Taala jodohkan untuk kita. Cinta yang dicari baik, tetapi cinta yang ditemui lebih baik lagi. Keluarga ibarat sebuah negara, suami ialah seorang pemimpin menerajui sebuah kerajaan besar, tidak boleh dipandang enteng. Berjaya atau tidak seorang suami itu dilihat berjaya atau tidak anak buah di bawah jagaannya.

Perkahwinan yang sempurna bukanlah sentiasa sempurna, melainkan ketidak-sempurnaan yang ditangani dengan kemahuan pada agama, syari-‘at aturan daripada al-Quran dan as-Sunnah. Tiada apa yang sempurna dalam dunia ini kerana ini hanyalah dunia. Tidak penting di mana kita bermula, tetapi lebih penting di mana kita akan berakhir.

Kali ini sudah dua kali peluang saya berikan, tapi abang masih tidak mahu berubah...” rintih seorang isteri bila mana tahu si suami main kayu tiga.

Kadangkala kita terlalu mengharap sesuatu yang ideal sehingga kita terlepas pandang dengan segala kebaikan yang ada pada pasangan di depan mata, hingga kita cuba membandingkan dengan insan lain.

Salah kita juga, dulu bercinta bagaikan hilang waras manusia normal, bibir hanya berbicara kebaikan pasangan sahaja, memuji kecantikan pasangan. Bila dah akad, pasti kebaikan juga diharapkan, namun panas tidak selalu sampai ke petang, bila ada step tersilap, maka mulalah persoalkan ini dan itu.

Cabaran hidup berkeluarga tidak seindah yang diimpikan, khabar tidak seindah rupa. Tidak boleh menjadi idealistik. Banyak tanggungjawab harus dipikul, banyak keseronokan masa bujang yang terpaksa dikorbankan, karenah anak-anak yang bisa menggugat kesabaran. Bila dah berumahtangga suami isteri bukan sahaja berkongsi satu bilik, satu katil, satu almari, tapi juga satu rasa, satu tanggungjawab. Bebanan kewangan diatasi, dikoreksi bersama.

Di sini, cinta akan mekar berputik, kekurangan ada di sebelah pasangan dilengkapkan pasangan lain. Usia perkahwinan juga akan melalui pra-matang, maka dalam tempoh demikian, terlalu banyak agenda perlu dirangkumkan, apa patut didahulukan, dan mana patut dikemudiankan.

SEBELUM KAHWIN

Berusaha menjadi terbaik untuk mendapat yang terbaik, bukan menilai orang lain baik tapi diri sendiri tiada usaha menjadi baik. Maka segalanya dilakukan dengan usaha dan niat yang ikhlas, niat baik akan dipertemukan dengan takdir-Nya yang baik-baik. Kebaikan kita dinilai oleh masa, kalau umur dah berginjak 20-25 tahun, tapi masih bermain PSP, baca majalah mangga, belek komik bersiri, bukankah teramat jauh untuk jadi baik.

Allah Taala berfirman, bermaksud: “...perempuan-perempuan yang baik untuk lelaki-lelaki yang baik dan lelaki-lelaki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik. Mereka (yang baik) itu adalah bersih dari (tuduhan buruk) yang dikatakan oleh orang-orang (yang jahat)” an-Nur (24:26)

Benar kita boleh berlakon, depan orang cerah perut ibu mengandung, tapi sampai bila, tembelang kalian pasti dapat dihidu, bila dah kahwin semua itu sudah tiada lagi, kembali pada perwatakan sebelumnya.

Kalian berhak memasang cita-cita, memiliki isteri mampu menjaga pakaian dan makan minum, mendamba isteri rajin bertadarrus al-Quran dan bertahajjud malam, isteri rajin dalam kerja-kerja dakwah, mengimpikan isteri melahirkan zuriat soleh dan solehah, menginginkan isteri berkongsi suka dan duka, kalian boleh buat demikian, tapi sanggupkah kalian juga menjadi seperti apa seorang isteri harapkan, menemani di kala tahajjud, menyediakan pakaian dan makan minum, menjadi pemimpin baik buat dirinya dan anak-anak yang soleh dan solehah.

Mereka bertadabbur, dan memahami kalam Allah satu ini;

Allah Taala berfirman, bermaksud: “Kaum lelaki itu adalah pemimpin dan pengawal yang bertanggungjawab terhadap kaum perempuan...” an-Nisaa’ (4:34)

Menetapkan niat untuk menjadi lelaki yang baik untuk keluarganya serta hasrat untuk melahirkan generasi baru yang membawa ad-Deen merupakan usaha yang murni. Sudah tentu usaha sedemikian memerlukan keteguhan dan kecekalan serta usaha yang berterusan sambil memohon pertolongan Ilahi. Niat yang baik akan menatijahkan hasil yang baik.

Seorang lelaki menyukai perempuan yang mempunyai sedikit sentuhan maskulin manakala perempuan yang akan menjadi isteri juga menyukai lelaki yang mempunyai sentuhan feminin.

Ringkasnya, suami akan suka isteri yang boleh berdikari menyelesaikan beberapa tugasan atau kerja-kerja yang selama ini dilakukan oleh suami, manakala isteri juga menyukai suaminya sekali sekala buat kerja rumah dan memasak untuk keluarga. Ada kalanya suami memerlukan isteri membantunya dalam menyelesaikan kerja-kerja yang selama ini suami yang lakukan, adakalanya si isteri memerlukan suami untuk ringan tulang dalam hal berkaitan house-chores.

Tiadalah itu satu harapan yang melangit, melainkan rasa ingin merealisasikan sesuatu yang sudah berkurangan dalam kehidupan insan hari ini. Rasulullah s.a.w dalam kesibukannya berdakwah dan menjadi penghulu ummat juga mampu memenuhi hak-hak keluarganya, dan membina satu keluarga Islami yang bahagia, maka kita juga berusaha untuk menjadi seperti baginda.

Saya tidak setuju kalian bercinta sebelum kahwin. Cinta tidak salah, tapi masalah besar adalah orang bercinta, salah meletakkan harga sebuah cinta. Kalau sudah rasa tidak mampu, maka jauhilah maksiat cinta.

Kebanyakan orang bercinta terbawa-bawa dengan khayalan cinta sehingga bersikap terlalu romantik. Bila berbual, banyak control macho sehingga tidak berani bercakap jujur dalam hal-hal tertentu. Bila bercakap, banyak tipu dari memberitahu perkara yang sebenar. Bila merancang, banyak manis dari yang pahit. Bila berjanji banyak hipokrit dari realistik. Ini lumrah orang bercinta. Kerana itu, elakkan mengenali pasangan terlalu intim sebelum berkahwin. Dibimbangi, kalian terkejut selepas berkahwin.

Sanggupkah kalian bercinta?



SELEPAS KAHWIN

Kehidupan adalah realiti yang memotretkan pelbagai palitan warna emosi, suka duka sebagai diari dibaca, dicermati pada hari muka, hal baik-baik sudah pasti diulang dan diperbaiki dari semasa ke semasa.

Kehidupan adalah lautan yang dipenuhi gelombang, taufan dan goncangan, membawa pelbagai cuaca, sudah pasti memberi kesan membekas di hati manusia. Hati manusia ibarat sebuah sampan kecil yang dipaksa berlayar dalam lautan luas. Mahu atau tidak, manusia perlu benar-benar memahami, belajar dari lautan kehidupan sebaik sahaja mereka membuka mata, dan bersedia memulakan pelayaran. Suri teladan para pelayar sudah ada di hadapan kalian, tinggal lagi kalian memilih cara mereka atau membentuk kaedah pelayaran tersendiri berdasarkan pengalaman mereka.

Pelayar terbaik, tidak lain dan bukan adalah baginda s.a.w.

Cinta itu bukan alasan utama untuk dapat bahagia, kerana ramai juga bercerai kerana cinta.

Ramai orang bercinta bagai hilang ingatan, tapi bercerai berai juga. Ramai yang kahwin suka sama suka, tapi rumahtangga kecoh. Ini bukan soal cinta atau suka. Ini soal sejauh mana kebergantungan suami isteri pada Allah Taala dalam setiap urusan, Sejauh mana mereka sepakat dalam mencari berkat dalam rumahtangga. Dengan kehendak Allah sahaja, rumahtangga akan berjaya dan bahagia. Pohonlah kebaikan pada-Nya, serta terus menerus menjadi baik.

Andai ombak kuat melanda bahtera, jangan disangka tiada harapan dapat berlabuh dengan selamat. Ingatlah semakin kita diuji, itu tandanya kasih sayang Allah Taala kepada kita dan Dia tidak akan membebankan hamba-Nya melainkan sesuai dengan apa yang daya kekuatan.

Allah Taala berfirman yang bermaksud: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” al-Baqarah (2:286)

Makin banyak kita diuji, makin dekat kita kepada-Nya dan semakin matang dan penuh hikmah kita menyelesaikan sebarang masalah dengan kaedah terbaik, dipersetujui bersama.

Bersabarlah para isteri dengan suami yang kebanyakannya akan diam dalam membatu, dan bersabarlah para suami dengan leteran dan bebelan para isteri yang adakalanya untuk menyedarkan anda. Dialah satu-satunya insan yang terbaik untuk diri kalian, bukan kedua, bukan ketiga. Berusahalah melengkapi kekurangan antara satu sama lain dengan segala kelebihan dan kebaikan pada diri masing-masing. Bukannya untuk meruntuhkan masjid yang dibina dan memisahkan ikatan yang terjalin. Carilah salah sendiri kenapa tidak mencari yang kurang baik tapi bisa diasuh menjadi baik.

Rumahtangga bahagia, bukan bahagia cukup material dan keperluan jasmani bahkan keperluan rohani. Maka bercintalah kalian sepuas-puasnya, kerana kalian adalah halal bagi pasangan. Setiap hembusan cinta kalian, pasti berbuahkan pahala di kebun cinta Ilahi di taman syurga nanti. Bukankan ironi sangat aneh, bercinta sebelum kahwin lebih hebat berbanding bercinta selepas akad, jelas sekali kalian hipokrit.

Kenapa perlu mengembalikan cinta?

Saya merasakan setiap manusia itu entitled dan deserved untuk hidup dalam tenang dan bahagia. Hidup tanpa cinta ibarat burung yang terbang dalam sangkar. Selagi ada ruang untuk bercinta, maka sirami dan bajailah cinta itu. Cinta selepas Ijab dan Qabul, sesungguhnya mampu untuk diluahkan dan masih ada untuk dihadiahkan bersama.

Selepas kahwin anda tetap sebagai nakhoda. Nakhoda kepada para kelasi di bawah tanggungan anda. Baik buruk kesudahan perjalanan mereka berada di tangan kalian. Prinsip dan paradigma utuh sahaja akan selamat mengemudi badai dunia.

Mengapa Allah Dahulukan Cinta

"Dan di antara tanda-tanda yang membuktikan kekuasaannya dan rahmatNya, bahawa Ia menciptakan untuk kamu (wahai kaum lelaki), isteri-isteri dari jenis kamu sendiri, supaya kamu bersenang hati dan hidup mesra dengannya, dan dijadikanNya di antara kamu (suami isteri) perasaan cinta(mawaddah) dan belas kasihan(rahmah). Sesungguhnya yang demikian itu mengandungi keterangan-keterangan (yang menimbulkan kesedaran) bagi orang-orang yang berfikir." (Ar-Rum:21)



Pergi ke mana sahaja forum atau ceramah yang berkisarkan dengan cinta,tidak kisahlah cinta manusia ataupun cinta monyet, penceramah pasti menggunakan ayat di atas bagi mengupas isu cinta kerana pada ayat ini Allah secara berterus-terang menyatakan manusia diciptakan untuk saling mencintai malah ayat ini menekankan bahawa perasaan cinta itu harus ada untuk dua jantina yang berbeza, lelaki dan perempuan, suami dan isteri.Maka,tidak hairanlah jika ayat ini dipilih oleh penceramah untuk menerangkan tentang cinta. Ayat yang sama saya dengari pada khutbah minggu lepas yang berkisarkan tentang perkahwinan. Khatib menjelaskan bahawa masalah atau kanser yang berlaku dalam masyarakat kita berpunca daripada institusi keluarga dan masalah dalam institusi keluarga ini bermula di saat perkahwinan lagi.

Berapa ramai yang hidup mewah tapi tidak bahagia kerana isteri dan berapa ramai yang hidup bahagia tetapi tidak mewah,juga kerana isteri. Isteri mesti memainkan peranan dalam menjaga kebahagian rumah tangga dan begitu juga suami.Dan masalah pada hari ini juga berlaku dek kerana ibu bapa menyekat anak-anak daripada berkahwin awal,atas alasan mereka belum bersedia dan tidak mampu menanggung anak orang.Jadi,mereka yang dikatakan tidak bersedia itu tanpa segan silu mencari pasangan yang juga kurang bersedia untuk melepaskan nafsu mereka. Ana terus angguk dan mengangguk,bersetuju dengan apa yang dibicarakan oleh khatib. Tiba-tiba,apabila khatib membaca ayat di atas dan menekankan perkataan mawaddah dan rahmah itu,ana tersentak dan tersedar akan satu kebesaran Allah dalam penciptaan manusia. Seperti ana selalu tulis,ayat quran tidak diturunkan secara rawak.Jika Allah sebut baik dulu baru sempurna,maka ada sebabnya. Jika Allah sebut perempuan dahulu baru lelaki,juga ada sebabnya.Allah tidak pernah mengeluarkan apa-apa fakta yang tidak mengikut susunan.Allah susun ayat Nya satu demi satu,dari setitis air mani,Allah susun kepada embrio,fetus dan manusia.Lihatlah betapa agungnya Al-Quran dan hal ini menjelaskan kepada kita bahawa bukan Muhammad yang menulis semua ini.Namun, jangan sesekali kita menafikan kebijaksanaan dan mukjizat Rasulullah.

Persoalannya di sini,mengapa Allah sebut cinta dahulu baru kasih sayang?Kenapa Mawaddah dahulu baru Rahmah? Jika ikut kepada akal yang waras,mestilah berkasih sayang dahulu barulah cinta itu lahir tapi mengapa Allah sebut cinta dahulu barulah berkasih sayang?Pelik tapi ada logiknya. Semua ini sebenarnya menepati fitrah kehidupan manusia.Kitaran hidup manusia bermula daripada bayi kepada kanak-kanak kepada remaja kepada dewasa kepada orang tua.Dan kebiasaan manusia berkahwin pada umur 15(baligh)-40(sebelum monopause) iaitu ketika kitaran remaja dan dewasa.Memang ada kanak-kanak yang kahwin seperti Saidatina Aishah dan memang benar ada juga orang tua yang kahwin tetapi bilangan golongan sebegini tersangatlah sedikit.Maka,boleh diabaikan.



Kenapa manusia berkahwin waktu remaja dan dewasa? Kerana waktu itulah perasaan cinta sesama manusia tersangatlah kuat. Kenapa anda bercinta? Sebab matanya yang cantik macam Heliza. Sebab suaranya merdu macam Siti Nurhaliza. Sebab wajahnya lawa seperti Lisa Surihani. Sebab kebijaksanaannya seperti Sofea Yusof. Sebab perangainya baik seperti Aisha dalam Ayat-Ayat Cinta. Jadi,bilakah semua sebab-sebab ini tertonjol dalam kitaran hidup manusia? Waktu kanak-kanak mereka? Waktu tua mereka? TIDAK,tetapi dalam waktu remaja dan dewasa.

Sebab Allah sebut cinta dahulu kerana Allah menyuruh kita betul-betul bercinta dengan pasangan kita pada waktu remaja dan dewasa supaya lahirnya perasan kasih dan sayang di dalam diri masing-masing kerana ketika waktu tua,semua sebab-sebab kita mencintainya sudahpun hilang,pudar dek usia yang memakannya. Dia yang mukanya lawa sudahpun berkedut… Dia yang suaranya merdu sudahpun sumbang… Dia yang perangainya baik sudahpun terlantar tidak mampu berkata apa-apa lagi.. Waktu inilah hasil cinta di waktu remaja dan dewasa tadi perlu digunakan.Jika tiada cinta,perasaan kasih dan sayang sukar diwujudkan.

Benar,perasaan kasih mungkin ada,kasihan melihat dia yang tiada tempat pergantungan, kasihan melihat dia yang terbaring tidak bergerak,kasihan melihat dia yang terberak di dalam seluar tetapi sejauh mana kasihan ini akan pergi jika tiada sayang? Mulut hanya mampu berkata kasihan tetapi tiada sebarang tindakan akan diambil kerana tiada sayang. Kenapa tiada sayang? Kerana tiada cinta.
“Allahuakbar,Allahuakbar…”Bilal melaungkan iqamah,menyedarkan ana dari lamunan panjang.

Tuesday, March 2, 2010

Ku Insafi Diri Ini



Kakiku melangkah lemah, membawa diriku ini yang kian goyah, terumbang-ambing di tiup arus modenisasi dunia yang serba canggih mengikut masa. Entah ke mana hendak dibawanya kaki ini.... ke sana tidak kena, ke sini tidak pasti, fikiranku kaku, serba tidak tahu....

Sunyi kota di malam hari ku tatap dengan mata yang jemu... entah kenapa, malam ini tidak seperti malam yang selalu, yang ku lalui dengan gembira dan berseronok dengan apa yang aku ada, bersama-sama rakan-rakan yang otaknya ‘gila’ seperti aku.

Ajakan kawan-kawan ku tolak dengan pandangan yang bosan. Seolah-olah aku sudah tidak berminat lagi dengan kegiatan yang rendah moralnya itu. Padahal selalunya akulah nombor satu. Entah kenapa, hmmm....(melepaskan keluh yang maha berat) seperti yang ku katakan tadi.... segalanya ku pandang jemu.

Arrgggh...! Apa ni? Apa maksud perasaan ku ini??

Ku pandang langit, mencari rembulan, mungkin ia dapat memberi jawapan.... sepi...
Ku pandang bebintang terang, mungkin di situ jawapan kan datang.... sunyi...

Tiada siapa yang dapat memberikan jawapan kepada ku, Perasaan ku gundah dan resah,
Mendesah mencari ketenangan yang tak pernah kunjung tiba.

Ku merenung jauh menembusi kegelapan malam...
kala itu datang kembali kata-kata yang menghenyak hati ini, di atas sehelai warkah putih,
Aku menyerah diri, kepada bait-bait indah yang menjunam keras hati ini...

Ku tulis warkah ini hanyak untukmu, Insan yang bakal bergelar suami...

“Wahai lelaki, kaulah bakal pemimpin kami, kau lah yang akan membentuk diri kami, menjadi seketul permata putih, atau seketul batu keras, yang kan membakar dirimu kembali....”

“Ketahuilah wahai lelaki, Nabi telah bersabda kepada kita ummatnya, mencari pasangan hidup berdasarkan 4 perkara..... Kecantikkan wajahnya, Harta yang ada padanya, Nasab keturunannya... tetapi carilah yang ada kefahaman agama padanya, kerna ia kan menjamin bahagia....”

“Wahai lelaki, kau Insan yang akan bergelar suami”

“Andai kau melihat pada kecantikkan yang ada pada diri ini, ketahuilah, ia takkan kekal selamanya, kerna wajah indah ini kan tua, saat itu wajah indah diganti dengan wajah tua yang berkedut, apakah ketika itu kau akan melihat lagi pada diriku?”

“Andai kau melihat pada harta yang ada, ketahuilah, ia tidakkan kekal juga, berkurangan selepas kau guna, dan apabila harta itu habis di mamah masa, apakah kau akan melihat pada diriku lagi?”

“dan... Andai kau melihat pada nasab keturunanku, ketahuilah... iman tidak mungkin diwarisi... kerna iman perlu kita cari... kita kaji dan di didik dalam diri... ada yang nasabnya tidak seindah yang disangka, tetapi dirinya, Subhanallah... menjadi contoh tauladan pada semua. Andai diriku tidak seindah seperti nasab ku yang indah pada matamu, apakah kau akan melihat pada diriku lagi?”

“Akhirnya agamalah pilihan utama... kerna aku mungkin tidak berwajah Cik Dunia (Miss World), dan aku bukanlah seorang hartawan dengan harta yang berjuta, aku juga bukanlah anakanda atau cucunda seorang raja yang hebat keturunannya... tapi sekurang-sekurangnya aku yakin, andai kau melihat pada agama yang ada padaku, kan ku serahkan segala yang ada padaku, untuk kau gunakan dalam perjuanganmu, kerna aku yakin, kau takkan mensia-siakan pengorbananku wahai bakal suamiku....”

“Tetapi.... apakah dirimu begitu? Sudah sempurnakah agamamu untuk membimbingku? Sudah kukuhkah pendirianmu untuk berpegang kepada syariat Allah dan ajaran Sunnah RasulNYA? Apakah kau yakin kau kan dapat membina sebuah keluarga yang bahagia bukan sahaja di dunia, bahkan kekal hingga ke syurga menanti???”

“Kerna bukannya kecantikkan, harta dan keturunan yang aku lihat pada dirimu... Mahupun kesempurnaan ilmu agama yang kukuh, cukup bagiku kau berusaha untuk mendalaminya, membuatkan diri ini terasa sudah bersedia... Bersedia untuk dibimbing oleh dirimu... sebagai Isteri kepada dirimu, lelaki yang bergelar suami...”

“...dan perempuan-perempuan Yang baik untuk lelaki-lelaki Yang baik, dan lelaki-lelaki Yang baik untuk perempuan-perempuan Yang baik...”
(Surah an-Nur : 26)

Kata-kata ini...
Di dalam warkah ini...
Aduh!!!
Kini diriku rasa umpama ditusuk sebilah pedang panjang,
Yang merobek-robek hatiku, yang gelap diselaputi hawa nafsu....

MASALAH UMAT ISLAM HARI INI



Tema ini adalah suatu upaya untuk menggambarkan akan keadaan dunia Islam kontemporer (saat ini) dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Kondisi umat Islam saat ini penuh dengan kelemahan. Kelemahan-kelemahan itu terkait dengan kapasitas intelektual dan masalah moral. Kelemahan dalam kapasitas intelektual (Al Jahlu).

Kelemahan umat Islam yang terkait dengan kapasitas intelektual


- Dho'fut Tarbiyah (lemah dalam pendidikan)
Kelemahan dalam aspek pendidikan formal dan informal (pengkaderan) sangat dirasakan oleh umat Islam masa kini. Jika pendidikan juga pembinaan dan pengkaderan lemah maka akan mustahil melahirkan anasir-anasir dalam nadhatul umat (kebangkitan umat).

- Dho'fut Tsaqofah (lemah dalam ilmu pengetahuan)
Dewasa ini sedang sangat pesat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tetapi umat Islam terasa tertinggal bila dibandingkan umat yang lainnya, ini disebabkan kerana wawasan umat Islam yang sempit dan terbatas juga lemah dalam mengembangkan ilmu pengetahuan ini disebabkan kemahuan umat untuk menuntut ilmu sangat rendah.

- Dho'fut Takhthith (lemah dalam perencanaan-perencanaan)
Umat Islam sekarang ini tidak memiliki strategi yang jelas. Rencana perjuangannya penuh dengan misteri. Hal tersebut disebabkan umat Islam tidak diproduk dari pembinaan-pembinaan yang baik dan tidak memiliki wawasan ilmu pengetahuan yang memadai.

- Dho'fut Tanjim (lemah dalam pengorganisasian)
Sekarang ini terjadi gerakan-gerakan yang mengkibarkan bendera kebathilan, mereka membangun pengorganisasian yang solid sementara umat Islam lemah dalam pengorganisasian sehingga kebathilan akan di atas angin sedangkan umat Islam akan menjadi pihak yang kalah. Sesuai perkataan khalifah Ali ra "Kebenaran tanpa sistem yang baik akan dikalahkan oleh kebathilan yang terorganisasi dengan baik".

- Dho'ful Amniyah (lemah dalam keamanan)
Masa kini umat Islam lengah dalam menjaga keamanan diri dan kekayaan baik moral dan material sehingga negeri-negeri muslim yang kaya akan sumber daya alam dirompak oleh negeri-negeri non muslim. Begitu pula dengan Iman, umat lslam tidak lagi menjaganya tidak ada amniyah pada aqidah dan dibiarkan serbuan-serbuan aqidah datang tanpa ada protection yang memadai.

- Dho'fut Tanfidz (lemah dalam memobilisasi potensi-potensi diri)
Umat Islam dewasa ini tidak menyedari bahawa begitu banyak nikmat-nikmat yang Allah SWT berikan dan tidak mensyukurinya. Jika umat Islam mensyukuri segala nikmat Allah dari bentuk syukur itu akan muncul kuatut tanfidz iaitu kekuatan untuk memobilisasi diri dan sekarang umat Islam lemah sekali dalam memobilisasi diri apalagi memobilisasi secara kolektiviti.


Kelemahan dalam problematika moral (Maradun Nafs)

Kelemahan-kelemahan dalam masalah moral yang terjadi pada umat Islam sekarang iaitu:

- Adamus Saja'ah (hilangnya keberanian)

Umat Islam tidak seperti dahulu yang berprinsip laa marhuba illalah (tiada yang ditakuti selain Allah) sehingga tidak memiliki keberanian seperti orang-orang terdahulu yakni Rasulullah dan para sahabatnya yang terkenal dengan sifat keberanian. Sekarang ini umat Islam mengalami penyakit Al Juban (pengecut). Rasa takut dan berani itu berbanding terbalik sehingga jika seorang umat Islam takut kepada Allah maka ia akan berani kepada selain Allah tetapi sebaliknya jika ia takut kepada selain Allah maka ia akan berani menentang aturan-aturan Allah SWT.

- Adamus Sabat (hilangnya sikap teguh pendirian)

Umat Islam mulai memperlihatkan mudah mengalami penyimpangan-penyimpangan dan perjalanan hidupnya karena disebabkan oleh :

1. termakan oleh rayuan-rayuan
2. terserang oleh intimidasi atau terror-terror.

Salah satu illutrasi hilangnya thsabat (keteguhan) ini adalah prinsif-prinsif hidup kaum muslimin tidak lagi dipegang hanya sering diucapkan tanpa dipraktikan. Sebagai contoh Islam mengajarkan kebersihan sebahagian dari Iman tetapi di negari-negeri kaum muslim keadaannya tidak bersih menjadi pemandangan pada umumnya.

- Adamut Dzikriyah (hilangnya semangat untuk mengingat Allah)

Dalam Islam lupa diri sebab utamanya ialah karena lupa kepad Allah. Umat Islam dzikirullah-nya lemah maka mereka kehilangan identiti mereka sendiri sebagai Al Muslimum. Sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Quran surah Al Hasyr ayat 19:

"Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik".

- Adamus Sabr (hilangnya kesabaran)

Kesabaran merupakan salah satu pertolongan yang paling pokok bagi keberhasilan seorang muslim, sesuai firman Allah dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah 153:

"Hai orang-orang beriman mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar".

Kesabaran meliputi:

1. Ashabru bitha'at (sabar dalam ketaatan)
2. Ashabru indal mushibah (ketaatan ketika ditimpa musibah)
3. Ashabru anil ma'siat (sabar ketika menghadapi maksiat)

Sebagai umat Islam harus memiliki kesabaran ketiganya.

- Adamul Ikhlas (hilangnya makna ikhlas)

Ikhlas tidak selari dengan tulus. Tulus ertinya melakukan sesuatu tanpa perasaan terpaksa padahal boleh sahaja orang itu ikhlas walaupun ada perasaan terpaksa. Contohnya pada seseorang yang melakukan solat subuh yang baru sahaja jaga malam sehingga sangat terasa mengantuk tetapi karena solat adalah suatu kewajiban perintah Allah swt ia tetap mengerjakannya.

- Adamul Iltizam (hilangnya komitmen)

Dewasa ini kaum muslimin kebanyakan tidak istiqomah berkomitmen terhadap Islam bahkan tidak sepenuhnya sedar bahawa Islam harus menjadi pengikat utama dalam hidupnya sehingga mereka banyak menggunakan isme-isme yang lain.